JANJI YANG DILANGGAR
uk di ruang tamu kecil apartemennya dengan sebuah surat di tangannya. Surat itu dari perusahaan besar d
sarapan, Arman mena
u sesuatu," kata Arman sam
lis sedikit terangkat. "Ini lua
arti kita harus berjauhan untuk sementara
"Aku mengerti, Man. Tapi proyek besar di kantorku juga be
kita, May. Kita bisa coba hubungan jarak jauh. Itu cuma sem
tanya. "Kita sudah pernah melewati banyak h
icarakan rencana lebih rinci. Maya mencoba untuk
nggak akan mengubah kita?" tanya
kin, May. Karena aku tahu tujua
aya pada kata-kata Arman. "Baiklah
epan," ja
nak. "Minggu depa
ku segera. Tapi aku janji akan sering
, meskipun hatinya m
antar Arman ke stasiun kereta, menahan a
atan, ya," kata Maya d
"Aku akan selalu telepon kamu. Jang
senyum yang dipaksakan. Saat Arman hilang dari pandangan
adamu, Man," b
ereka sering menelepon dan saling mengirim pesan sepanjang hari. Namun, s
telepon Arman seperti biasa, i
sibuk banget. Kita
n pun mulai merasa beban pekerjaannya menyita segalanya. Dalam kepenatan, ia mendapati
angat padanya. "Arman?
nyangka pertemuan itu akan
ring menghubunginya, percakapan mereka terasa lebih singkat dan formal. Maya
elah seharian bekerja lembur di kanto
umam Maya, berusaha
utama ketika pesan singkat yang i
uk di sebuah kafe bersama Rina, mantan kek
sekarang?" tanya Rina
Baik. Sibuk, sih, tapi s
n," kata Rina, matanya mel
a, namanya Maya. Kami
kilatan aneh di matanya. "Pas
lanya bagiku," b
ita tentang masa lalu mereka, tentang kenangan-kenangan ya
kita harus berpisah waktu itu,
masa lalu, tetapi kata-kata Rina meny
partemennya, menatap layar ponselnya dengan cem
Arman me
i sibuk banget di luar,"
nya Maya, mencoba
cil sama tim," jawab Arm
a, tetapi ada nada dalam suar
, ya," katanya akhirnya
rlalu lelah kerja," balas Ar
tu yang sedang berubah dalam hubungan mereka. Namun, ia tida
p telepon, ia merasa bersalah, tetapi ia tidak tahu
ina pelan, meme
a?
temu lagi. Aku harap ini
lum ia sempat menjawab, Rina sudah bangkit dan
acau, sementara Maya duduk di tempat tid
lebar di antara kita?" bisiknya pelan, sebelum
a waktu Arman. Telepon dari Maya masih datang, tetapi setiap ka
or. Namun, rasa sepi mulai menghantuinya. Ia merindukan keb
ikan dokumen di meja kerja ket
-akhir ini kelihatan murung," ta
embunyikan kegelisahannya. "Enggak
tian. "Kalau ada yang mau di
h, Sar. Aku
elibatkan kebetulan. Mereka kerap bertemu di gedung kan
ar? Ada hal yang ingin aku disk
rnya mengangguk. "Oke, tapi eng
l, membahas proyek yang kebetulan melibatkan perusahaan mereka.
ang ke taman kecil di dekat kampu
Tentu saja. Itu tempat f
bisa kembali ke masa itu..." Ri
ina, aku pikir kita
pi aku tidak. Ada bagian dari diriku yan
am. Ia tahu apa yang sedang terja
ya adalah masa depanku, dan aku
tahu. Aku hanya berharap ka
merasa perlu menenangkan hati kek
an terdengar lebih han
rinya. "Halo, Man. Ka
h lupa sama kamu. Aku kange
a menggenang di matanya. "Aku juga k
Aku akan cari waktu unt
ada bayangan yang menghantui pikirannya-keh
kan jarak yang tak terlihat di antara mereka. Ia berjanji pada diri
ambu