DUA WAJAH CINTA
ingin. Sinar matahari masuk melalui jendela dapur, tapi tak mampu menghangatkan hatinya. Arman dud
l Maya dengan
pa mengalihkan pandang
ni. Kita jarang ngobrol," kata
a deadline dari kantor," jawab Arma
dengar. Ia ingin berbicara tentang banyak hal-tentang dirinya, perasaannya, atau sekadar mengeluh t
rman akhirnya menengadah, me
h," jawab Maya sambi
mencium pipi Maya cepat-cepat sebelum bergegas keluar. Maya hanya memandang pin
e H
utan kecil yang mulai terlihat di sudut mata. Ia menyisir rambutnya per
ah lamunannya. Itu suara
rumah?" tanya L
pa, Lin?" jawab Maya, m
mu ngopi. Bosan di
Lina selalu tahu kapan
-siap," jawab
K
amnya sambil memandang M
? Ada yang enggak
get. Bangun pagi, masak, beresin rumah, nunggu Arman pulang, tidur. Bes
ahi. "Kamu sudah b
ibuk terus. Aku enggak mau ja
an. Kalau kamu enggak bahagia, kam
Lina menusuk hatinya,
am
ng, Maya mencoba m
entar?" tanya Maya ketika
Maya. Bisa besok aja?" jawa
ni pent
a Maya dengan ekspresi lelah. "Ok
merasa kita semakin jauh, Man. Kita jarang ngobrol, jaran
. "Jauh? Aku pikir semuanya baik-baik sa
mu, bukan cuma untuk kasih nafkah, tapi untuk jadi sua
elan. "Aku enggak tahu kamu merasa seperti i
ipis, meski hati
u, di ka
ngkuran lembut Arman di sampingnya. Ia duduk di tepi tempat tidur, menatap keluar jende
pikirannya. Saat menggulir layar, pandangannya berhenti pada unggahan sebuah foto acara kantor beberapa hari yang lalu. Di d
rtemu di acara itu, Maya hanya menganggapnya sebagai orang baru yang ramah. Tapi s
g hidupnya-perjalanan ke luar negeri, aktivitas olahraga, dan senyuman yang tampak begitu bebas. Maya ter
kan p
turun ke dapur dengan terburu-buru, dasiny
ini. Ada meeting tambahan," katan
begitu," sahut Maya
ini enggak ada kerjaan, kita habiskan waktu bersam
gguk, menahan per
n sarapannya sendiri. Namun, pikirannya terus melayang.
media sosia
pan via
cuma ingin bilang, aku senang akhirnya punya
kok. Terima kasih juga, aku jarang m
ak serius. Padahal, aku yakin kamu pun
kecil) "Serius?
rti ini berbahaya. Tapi, ada sesuatu dalam cara Raka berbicara yang membuatny
i, di ru
rumah Maya, membawa kop
ri ini. Ada yang mau kamu ceritaka
erasa... hidupmu kosong? Seperti ada yan
da kamu butuh perubahan," jawab
a memiringkan kepalanya, men
merasa hidup lagi. Kamu enggak bisa terus-terusan t
an tentang Raka. Sesuatu di dalam dirinya berkata bahwa hubung
ri, di R
ar akan kehampaan hubungannya dengan Arman. Ketika layar menampilkan adegan se
berbunyi. Raka men
bar, Maya? Se
. Cuma lagi di rum
coba sesuatu yang baru. Kadang
petualangan yang berisiko. Tapi, di balik kesadaran itu
berada di persimpangan. Dan untuk pertama kalinya dalam wak
ambu