icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

CINTA YANG SALAH

Bab 4 Dilema Hati

Jumlah Kata:1525    |    Dirilis Pada: 22/11/2024

egang cangkir teh hangat di tangannya, namun tidak ada rasa nyaman yang bisa ia rasakan. Suas

jarak tak kasat mata yang membentang di antara mereka. Ia tahu perasaan itu tidak adil bagi Arif-suami yang penyayang dan selalu ada untukny

mbali menghantui-senyumannya yang mempesona, kebersamaan yang penuh gairah, dan cara Dimas memandangnya dengan penuh perhatian,

ada dirinya sendiri untuk melanjutkan hidup bersama Arif, untuk membangun masa depan bersama pria yang telah menjadi suaminya. Kenapa pe

luar kamar. "Maya, kamu sudah makan malam?

yang memegang cangkir teh terasa berat. "Ya, Arif. Aku akan kel

Maya merasa sedikit bersalah melihat ketulusan dalam setiap gerak Arif. Ia tahu Arif sudah m

datang. "Kamu terlihat seperti sedang berpikir

ngungannya. "Tidak ada, aku hanya sedikit le

rannya terbang jauh, melayang kembali pada kenangan bersama Dimas. Setiap senyuman Arif, setiap kata lembut yang ia

hat. Arif duduk di sampingnya, mencoba memulai percakapan ringan. "Maya, apa yan

u baik-baik saja, Arif. Hanya saja... terkadang, a

pa maksudmu? Kalau ada yang mengganggu pik

tanya pada Arif seakan bersaing, membuatnya merasa bingung dan bersalah. "Aku hanya... merasa seperti ada bagian dari

an lembut, "Maya, aku tahu hidup kita berdua tidak selalu sempurna. Tapi aku ingin kamu tahu, a

tetap bergolak. Kenapa ia merasa seolah terjerat dalam keb

an itu menghancurkan kebahagiaan kita. Aku ingin kita membangun masa depan bersama. Jika k

meskipun ia merasa dihargai dan dicintai, hati kecilnya masih terus dipenuhi dengan bayang

uk lemah. "Aku akan men

agi dengan Dimas tidak akan pernah benar-benar hilang, meskipun ia mencoba menutupi semuanya den

makin menyesakkan dadanya. Bagaimana bisa ia memilih antara dua pria yang sama-sama ia cintai dengan

rapat, namun pikirannya masih terjaga. Ia merasak

terasa semakin berat untuk dijalani, dan Maya merasa sepert

emperburuk perasaan Maya. Ia tahu Arif tidak akan pernah tahu kegelisahan yang melanda dirinya, tidak akan pernah tahu betapa sesak hatinya

lalu, senyum Dimas yang hangat, kata-kata yang ia ucapkan seakan kembali membangkitkan per

k di meja makan, mempersiapkan sarapan mereka. Wajah Arif yang cerah dan penuh kasih membuat Maya semakin merasa bersalah.

apa dengan senyum hangat. "Maya,

gi, Arif. Aku tidur cukup

kamu baik-baik saja? Aku merasa kamu

an Arif. Betapa ia ingin berbagi segala kegelisahan yang ada di dalam

sedikit tertekan dengan pekerjaan dan rutin

elasan itu. "Aku mengerti, Maya. Kalau a

n, namun kenyataan bahwa perasaannya kini terbagi antara masa depan dan masa lal

sa terdorong untuk kembali ke tempat itu, mungkin karena kenangan yang masih sangat kuat. Begitu ia masuk, ia melihat Dimas s

akrab membuat Maya tertegun sesaat. "Maya," ucapnya pelan, suara

atu, tapi kata-kata itu terasa sulit keluar. "A

Maya, kamu tahu aku masih memikirkanmu. Kita punya kenangan yang tidak akan perna

ncang. "Dimas, aku... aku baru saja menikah. Aku

r lebih rapuh dar

tidak mengubah kenyataan bahwa aku masih ada di sini, dan aku m

a ada perasaan yang tak pernah bisa ia lepaskan. "Dimas, aku tidak bisa begitu saja mengabaikan semuanya. Arif... di

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. "Aku tidak pernah meminta kamu untuk melupakan

oleh air mata yang ia tahan. "Aku tidak tahu apa yan

ang samar di matanya. "Aku paham. Aku tidak ingin menjadi orang yang memak

inya sebelum beranjak. "Aku perlu waktu

a meninggalkan kafe itu.

erasaan yang tak pernah ia lupakan bersama Dimas? Di mana hati yang sebenarny

nunda keputusan, semakin dala

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka