Di Bawah Bayang-Bayang Prajurit Tangguh
nya, rasa percaya diri yang dulu ia miliki perlahan memudar. Setiap hari ia datang lebih awal, bekerja keras, dan berus
erja, dan menyambut pelanggan dengan senyum meskipun di dalam hatinya ada rasa cemas yang tidak kunjung hilang. Seri
pai puncaknya. Sore itu, ketika kafe mulai
," suara manajer terde
ncoba menenangkan diri meski tahu ada sesuatu yang tidak beres. Di dalam ruangan, Dita
k biasa. "Kami menerima beberapa laporan dari Dita dan beberapa rekan kerja lainnya tentang performa kerjamu. Ada bebe
ebaik mungkin. Saya bekerja keras setiap hari. Saya tidak tahu apa ya
a hal, Damar. Sayangnya, berdasarkan laporan yang kami terima, kami terpaksa me
n. "Tapi... Pak, saya tidak melakukan kesalahan. Saya sudah berusaha sebaik
eri penjelasan lebih lanjut, ia berdiri dan berjalan keluar dari ruangan. Sementara
kamu mengerti. Kami akan memberikan pembayaran untuk sisa hari ke
ingat dingin mulai membasahi tengkuknya, dan matanya terasa kabur. Ia tidak tahu haru
i terasa begitu sepi dan dingin. Tiba di luar, Damar berhenti sejenak, menarik napas dala
. Ia berdiri di sana, menatap jalan yang dipenuhi genangan air. Hatinya terasa hancur. Segala yang i
galir tanpa bisa ia tahan. Ia merasa dikhianati, difitnah, dan ditinggalkan. Ia tidak tahu apa yang salah. Ia h
-
kecil terasa semakin sempit. Di meja, tumpukan surat lamaran masih tergeletak, namun kini tak ada
hat pesan-pesan yang masuk
kerjaanmu? Semoga
k tahu bagaimana menjelaskan semuanya kepada ibunya. Tidak tahu bagaimana mengataka
ar menulis pesan kepada ib
aha Damar sia-sia. Damar tid
nya berdering. Pesan balasan
satu kegagalan. Ibu percaya kamu bisa lebih baik dar
perti secercah cahaya di tengah kegelapan. Meskipun hatinya masih penuh de
endela. Ia merasa seolah-olah dunia ini begitu keras, namun di dalam dirinya ada secercah k
-
membasahi jalanan dan membuat udara semakin dingin. Setelah pemecatannya dari kafe, dunia Damar seakan runtuh.
larut-larut dalam kesedihan. Ibunya selalu mengingatkan agar ia tidak menyer
g di sekitar kota, mencoba melamar pekerjaan di beberapa tempat. Kali ini, ia tidak lagi berharap terlalu tinggi-ia hanya in
n: "Membutuhkan Office Boy (OB) – Segera!". Pekerjaan itu mungkin tidak glamor, tapi Damar tahu, itu adalah kesempatan yang harus ia
ipanggil untuk wawancara d
tor kami?" tanya sang manajer, seorang
kerjaan itu. Saya siap untuk belajar dan
menilai apakah pemuda ini benar-benar se
mun, kamu harus siap dengan tantangan. Pekerjaan ini tidak mudah, tapi
kinan. "Saya siap, Pak. Say
, manajer tersebut mengangguk da
k menerima kamu sebagai OB di sini. M
ya untuk mendapatkan pekerjaan akhirnya membuahkan hasil. Meskipun bukan pekerjaan
-
gitu ia masuk ke dalam kantor, ia langsung disambut oleh beberapa rekan kerja yang sudah menunggu. Tugas pertama Damar adalah membersihkan ruang kantor
ia memiliki pekerjaan tetap. Para rekan kerja di kantor juga terlihat cukup ramah. Mereka memberikan beberapa petunjuk tentang pekerjaa
ahan dan melakukan setiap tugas dengan sebaik-baiknya. Bahkan, ia mulai belajar bagaimana menjaga kebersihan kanto
kan ruang rapat, seorang manajer senior
bekerja di sini berap
Pak," jawab Damar
ti itu, dan mungkin suatu hari nanti kamu bisa mendapatkan kes
yang lebih besar. Ia menyadari bahwa meskipun ia memulai dari posisi yang rendah, jika
-
ada ibunya. "Bu, Damar diterima kerja di kantor sebagai OB. Meskipun bukan yang Damar
ya. "Ibu bangga padamu, Nak. Jangan pernah malu dengan pekerjaan apapun, y
an, ia merasa bahwa langkah kecil yang ia ambil kini mulai membuahkan hasil. Ia tidak lagi merasa malu dengan p
rtahun-tahun berjuang tanpa arah, akhirnya ia mendapatkan pekerjaan yang cukup stabil sebagai office boy (OB
rekan kerjanya memperlakukannya dengan acuh tak acuh, dan bahkan ada beberapa yang menunjukka
. Ia sering mengabaikan Damar ketika ia harus membersihkan ruangannya atau mengantarkan minu
i di meja Rina, wanita itu tengah sibuk dengan tumpukan dokumen di atas meja. Damar d
u bisa lebih cepat tidak? Ini bukan tempat untuk main-main," katanya dengan suara d
Maaf, Mbak Rina. Saya akan cepat selesai," jawa
bekerja di sini? Belum juga tahu cara kerja yang efisien?" tanyanya sambil
berusaha untuk tetap tenang. Ia tahu, jika ia m
-
atapan dingin dan sikap acuh tak acuh dari Rina. Kadang-kadang, saat ia lewat di de
dak melawan adalah cara terbaik untuk menghadapinya. Ia sudah cukup lama meras
meja yang dekat dengan ruangannya. Ternyata, beberapa rekan kerjanya sedang berbicara, dan salah satu dar
ertinya dia hanya berusaha tampil baik, padahal kalau dia lebih jujur, pasti
rnah di posisi bawah? Mungkin dia cuma butuh waktu untuk
k. Kamu tahu sendiri kan, dia sering banget ngikutin arahan kit
un Damar selalu berusaha sebaik mungkin, ia merasa seperti tidak ada yang menghargainya. Apa pun y
-
Namun, di dalam dirinya, ia tahu bahwa ia tidak bisa menyerah. Ia telah menghabiskan begitu banyak waktu
ikirkan apa yang telah didengarnya malam sebelumnya. Ia fokus pada pekerjaann
an ke ruangannya, ia mendengar Rina berbicara dengan rekan kerjanya di telepon. "Ugh, itu s
rkan lebih lanjut. Ia menaruh minuman di meja Rina deng
-
Arif, seorang karyawan di bagian administrasi yang lebih senior. Arif seringkali mengajak Damar berbicara dan memberinya nasihat tentang bagaimana menjadi lebih
kamu bekerja. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan kalau perlu, dan terus tunjukkan kerja kerasmu. Satu ha
or itu menyukainya, setidaknya ada beberapa yang melihat usahanya dan menghargainya. Ia memutuskan u