Om Kutunggu Dudanya
kap, ketegangan terasa hingga ke wajah mereka yang menegang. Laporan penjualan, perhitungan uang,
mang penuh tekanan tapi sesuai dengan gaji yang tinggi. PT. Astatama bukan hanya bergerak di bidang otomotif dengan menjual mobil mewah, tapi jug
karang jatuh ke generasi ketiga yaitu Liam Surapraja. Tidak ada yang berani main-main dengan Liam. Sikapnya yang din
dan satu perempuan bernarna Lucky. Keduanya sudah hampir empat tahun i
eluar dari ruang direktur. Perempuan itu berdiri di ujung ruanga
30 menit lagi. Saya mengharapkan laporan
dengan batin merintih pada perempuan yang berdiri tanpa senyum. Seorang laki-
elum sepenuhnya kita t
pada laki-laki berkemeja bir
da banyak orang yang i
i ke ruangannya. Orang-orang mulai saling
gak asisten sam
tiga serangkai yang membuat
g gitu. Pak Joshua
elum dengar aja dia ngamu
n yang menyelimuti. Kamari dan Vasthi tahu benar, tidak ada gunanya mengeluh atau protes. Semua sudah menjadi peraturan di tempat ini: siapa yang ingin
reka ubah, Kamari memutuskan untuk fokus pada pekerjaan yang ada. Ia menoleh ke Vasthi, yang t
hal yang paling berharga, dan tidak ada gunanya menghabiskannya untuk hal-hal yang tidak membawa hasil. M
anan, Liam terdiarn dengan lembaran dokumen di t
n dijadwalkan pukul lima sore s
aku ingin semua selesai s
nda harus meninja
muanya. Kita mampir ke kantor sebentar, pukul satu si
bah. Tadinya saya berpikir untuk memb
semua dokumen untuk ditandatangani dan juga dokumen untuk rapat. Jangan sampai bagia
Segera say
dari pikirannya. Seolah udara yang memenuhi paru-parunya, Kamari memberinya kesegaran. Hidupnya yang terjebak dalam rutinitas mem
, in
eran, karena tidak biasanya laki-laki itu bersikap seperti itu. Biasanya, setiap detik yang berlalu selalu terisi dengan pekerjaan dan juga d
intu. Liam melintasi lobi dengan Joshua di belakangnya
sate dan lontong, kalau misalny
dapatkan pertanyaan yang begitu aneh dari L
yang melamun. "Kenapa kamu bengong
suka makanan, le-lebih baik kasih h
gguk kecil.
ya, coklat atau buk
buket cemilan yang enak. Taruh di
ngan laki-laki itu. Ia nyaris tidak memperhatikan para karyawan ya
yang disukai Liam? Mulai kapan Liam berteman dengan
dengan penuh permusuhan. Ia berpikir, adakah sikapnya yang menyinggung mereka, atau me
nyanya berusaha u
bersama Mela, maju selangkah. Menata
Yang kamu lakuka
nepuk dadanya. "Emangnya aku
adi di sini. Kenapa bisa Pak Liam bersikap baik sama ka
maksudnya
ulu, Pak Didi bersikap tegas dan nggak pandang bulu. Nggak peduli sama siapa juga. Sekar
lengkan kepala. Semua yang terjadi karena Liam. Tidak ada satu pun di
patkan perhatian Didi yang bisa berujung dengan per
l dan sedikit kuatir akan terlambat, sedangkan dirinya belum berganti baju dan meria
saling pandang
n, hanya ingin
n penasaran itu sebelas dua belas. Kalau kalian memang benar-ben
umuni Kamari. Perkataan terakhir dari temannya, membuat Balqis tersenyum. Menyibak kerumu
sama Kamari, tanya aku! Kalian pasti bingung, apa hubungannya
innya. Namun, Balqis tetap tenang, mengibaskan ramb
atu lagi, harus siapin embun yang didapat dari daun melati. Jumlahnya dua puluh tetes, nggak kurang, nggak lebih. Siap juga untuk be
Satu per satu, meninggalkan tempat dengan gumaman keras. K
lang? Aku me
lan satu satunya biar mereka
nama aku
Yang penting waj
ngenakkan terdengar, entah itu tentang omongan aneh atau gosip yang beredar. Semua itu berawal dari ucapan Balqis, yang tanpa sadar membuat suasana m
mari akhirnya menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Vasthi, berharap mendapatkan sedikit ketenangan. Sep
n, ya!" kata Vasthi sambil tertawa geli. Meskipun Kamari merasa cang
situasi itu masih terasa agak rumit. Namun, setidaknya ia
lucu banget,
mereka nglihatin aku dari atas ke bawah. Semua gara-gara si
. Dapat duda yang perhatian kayak dia. Udah, sih, Kamari.