Om Kutunggu Dudanya
, mau
mencopot sepatu di teras, menatap nenekny
ung gang. Anaknya baik, tadi habis nolongin nenek.
"Rumah ujung gang y
na. Kamu ma
rang,
i baju. Kamu taruh ta
umah besar itu? Pasti satu keluarga. Semua penduduk gang tahu, rumah itu terlalu lama kosong karena terlalu besar dan harga sewanya pun mahal. T
n depan rumah dia, nenek jatuh karena hampir
arti oran
Panggil 'Om' biar sopan, ya? So
gucapkan rasa terima kasih atas pertolongannya. Itu yang namanya adab bertetangga dan sopan santun.Tiba di rumah besar berpagar putih, Kamari meme
pa,
ki terdengar
nek yang tadi
k. Ada apa?
naknya, sirna seketika. Ternyata, om penolong nenek adalah laki-laki muda yang Iuar biasa tampan
Liam, cepat!" Si
kan jantungnya yang berdetak tak karuan. Terleb
Om. Nama
. "Nama yang b
mematung dengan mata bulatn
Maaf, masih bera
bawa bolu. Sem
epot ama
iam. Selama di dalam, ia lebih banyak diam, mendengarkan neneknya bicara dengan Lia
t hampir 11 tahun, ia menyadari kalau memanggil 'om' adalah wajar. Baru kali ini ia merasa kalau om-om memang sangat memika
perhatian Kamari. Ia bangkit dari sofa
wow, banyak banget. Om
ri seberang ruanga
ngguk. "Iya,
a datang kapan aja kalau mau
u,
rkunjung. Sesekali ia membantu pemuda itu masak mie instan atau ceplok telur kalau tahu Liam sedang kelaparan. Tid
aga dan beraktifitas. Mana mungki
besar berpagar putih adalah rumahnya, komik-komik yang ditumpuk di atas
ari tanpa sungkan membantu membersihkan rumah. Ia sering bergurau deng
rumah Om Liam, pulang
apa,
sama-sama masih muda. Orang-
r sedikit terbuka dan masuk tanpa memencet bel. la mengambil komik dan duduk di ruang tamu, menduga Liam pasti seda
ngun ti
ng menutupi dari perut sampai atas paha. Air menetes-netes dari ujung ra
mandi, nggak dengar kamu dat
meraba wajahnya yang memanas. Ia merasa kalau semua yang baru dilihat, itu melanggar
h, ge
tiap malarn, sebelum tidur ia sibuk membuat rencana tentang laki-laki itu. Ia menyukai waktu-waktu yang dihabiskannya di rumah Liam, mendengar
ng deh." Suatu hari, Kam
r siap
ujung
Justin idola sekolah atau, Henry yang artis sinetro
sir om-om? Kamu nggak t
seujung kukunya Justin. Hah, om-om kok ditaksir! Am
n, kesana kemari diikuti banyak cewek. Bagi banyak cewek, Justin memang tampan tapi menurut Kamari,
kan di sini
esar di pinggir jalan yang menyediakan aneka masakan khas daerah. Menghela na
anmu ambigu banget. Ema
ja, mau mak
. Kamari, aku tanya lagi. Kamu mau maka
tahu di ujung jalan ini ada warung gerobak pinggirj
menyalakan mesin. "Oke,
sing, dan kehadirannya kembali dalam hidupnya membuatnya bingung. Kamari tidak tahu harus berkata apa. Apakah ia harus berbicara tentang betapa kayanya Liam sek
nya meresapi suasana, membaca situasi yang ada. Seiring langkah mereka yang terus maju, Kamari bertanya-tanya dalam hati, apakah Liam masih laki
l yang bisa berubah. Tapi, entah mengapa, ia merasa ragu untuk menggal
ri tenda sederhana. Liam memarkir kendaraannya di tanah k
a enak. Ay
gkah beriringan dengan Liam menuju meja kosong, ia mende
ung bilang. Nggak usah pakai malu-malu. Kamu lupa? Wa
npir jatuh kalau bukan Liam
hati
gunya. Apakah laki-laki itu sedang balas dendam? Dulu, Kamari yang mendekati dan menggoda tanpa ampun. Tanpa m
suka sate kambing bumbu kecap, pakai
ga takjub. "Om
puluh tusuk sate kambing dengan dua lontong, seperti yang mereka biasa pesan dulu. Untuk minuman, ia memilih es jeruk peras, tak ada yang beru
m diri Kamari. Keceriaan yang dulu selalu menyertai setiap langkahnya, kini seakan sirna, digantikan oleh sesuatu yang lebih suram. Senyum yang dulu tak pernah hilang,
Mungkin, di balik senyum tipis itu, ada cerita yang belum ia dengar-sesuatu yang mengubahnya tanpa bisa ia hi