KAU SATU UNTUK SELAMANYA
dan tenggat waktu yang semakin mendekat. Namun, pikirannya tidak sepenuhnya terfokus pada pekerjaan. Ia merasa seperti terperangkap dalam lingkaran
lu menjadi tempatnya untuk beristirahat dan berbagi, kini terasa seperti sebuah pengingat akan ketidakmampuannya untuk memenuhi harapan. Ia merasa seaka
makin sulit? Aku tidak bisa lagi menjadi siapa yang Sita bu
dan perhatian kini semakin menjauh. Setiap kali ia mencoba mendekat, Raka hanya semakin menarik diri. Pek
namun Raka belum juga pulang. Sebelumnya, Raka sering kali pulang terlambat, tetapi kini ia tidak perna
i dengan kita? Apa kita benar-benar akan berakhir
ajahnya terlihat lelah, dan hanya ada sedikit pembicaraan di antara mereka. Suasana di meja
): "Raka, aku merasa kita semakin jauh. Apa yang
oba berbicara, kata-kata itu terasa seperti beban yang terlalu berat untuk diungkapkan. Ia
asa... aku tidak bisa lagi memberi lebih dari ini. Pekerjaanku terlalu banyak, dan a
, karena ia juga merasakan hal yang sama-kehilangan arah, namun ia berharap m
nganmu. Aku tahu pekerjaanmu penting, tapi aku juga ingin kita saling me
yang memadai, dan semakin terhimpit oleh perasaan bersalah yang tak kunjung reda. Dalam ha
ar ingin kita kembali seperti dulu. Tapi aku juga takut k
hwa ia tidak bisa memaksa Raka untuk merasa apa yang ia rasakan. Mereka berdua terjebak dalam ketakutan
ka. Tapi aku tidak ingin kita menyerah begitu saja. Kita suda
mereka yang dulu begitu hangat kini telah berubah menjadi sesuatu yang tak dikenali. Cinta it
r kita bisa kembali, tapi aku juga tidak ingin kita terjebak dalam keboho
ipun perasaan mereka kini berubah, ia masih memiliki harapan bahwa cinta yang mereka miliki dapat menemuk
a melaluinya. Jika kita benar-benar ingin ini, kita harus berj
da sedikit sinar harapan yang mulai muncul. Ia tahu, mungkin ini bukanlah
u ingin mencoba, Sita. Aku
skipun jalan di depan penuh ketidakpastian, me
at. Setelah percakapan yang mengarah pada titik terang, Sita dan Raka duduk berhadapan di ruang tamu.
m dirinya. Mungkin, kata-kata mereka tadi mulai membuka celah d
kamu merasa tertekan. Aku melihat itu, dan aku juga merasa kesulitan. Tapi apa
at hati-hati. Ia merasa seperti ditarik di antara dua dunia-dunia pekerjaannya yang penuh tekanan dan dunia rumah tang
k memberi, terlalu banyak yang harus aku bawa. Aku tahu kamu juga merasa kesepian. Aku tidak b
a, namun ia juga merasa seperti ia terjebak dalam ruang kosong yang sama-
ebih dekat dengan pekerjaanmu daripada dengan aku. Aku merasa terasing, meskipun kita ada di rumah yang sama. Dan itu memb
n ia juga tahu bahwa itu adalah kenyataan yang harus dihadapi. Ia terlalu sering mengabaikan Sita
perti itu. Aku sangat mencintaimu, Sita. Tapi terkadang aku merasa terlalu
dan aku ingin mendukungmu. Tapi, aku juga butuh kamu di sini. Aku butuh kita untuk saling berbagi. Cin
ipahami. Raka memejamkan mata sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Ia tahu, Sita b
ta. Aku tidak ingin kita terus terperangkap dalam kebisuan ini. Kita perlu bicara lebih ban
egalanya akan langsung berubah, setidaknya ada niat dari Raka untuk memperbaiki keadaan.
ku tahu kita bisa melaluinya. Mungkin kita hanya perlu waktu. Waktu u
Aku tidak akan membiarkan kita terjerumus ke dalam ketidakpas
di sini, bersama. Masih ada cinta di antara mereka, meskipun kadang terasa seperti api yang hampir padam. Ta
ya kita bisa melaluinya, Raka. Kita akan cari jal
dengan lembut): "Kita tida
ung. Meskipun jalan yang mereka tempuh masih panjang dan penuh tantangan, ada keyakinan baru di a
ambu