SEKEPING CINTA YANG TAK PUDAR
konsentrasi, bayangan Arman selalu hadir di pikirannya, mengganggu ketenangan yang biasanya ia miliki. Satu minggu terakhir setelah pertemu
a pun secara jelas. Namun, suara telepon yang tiba-tiba berdering memecah lamunan itu. May
an Masu
merasa sedikit cemas. Tentu saja, mereka sudah sering berbicara setelah pertemuan mere
rdengar lebih cemas
da ketegangan yang ia coba sembunyikan. "Aku ada
engar ragu. "Tawaran
nggi di perusahaan, dengan gaji yang lebih baik.
sesuatu yang tidak biasa dengan
n aku," jawab Arman, dengan suara yang terdengar semak
erjam-jam dalam satu tim-membuat perasaan Maya semakin kacau. Arman sudah cukup dekat dengan hidupnya, dan jika mereka bekerja bersama, perasaan itu bisa
i akan mengubah segalanya," kata
an besar untuk kariermu. Dan lebih dari itu, aku ingin kamu tahu bahwa aku ingin ka
depannya. Tapi di sisi lain, itu berarti ia harus lebih sering berdekatan dengan Arman. Dan semakin dekat mereka, semakin besar godaan itu. Meskipun
dirinya sendiri, "Aku... aku perlu waktu untuk ber
ut, "Aku mengerti, Maya. Aku tidak ingin kamu terburu-buru membuat keputu
dak bisa melihatnya. "Terima kasi
baru akan datang begitu kuat di saat seperti ini. Dewa sudah lama pergi. Apakah aku masih bisa menunggu? Setiap malam, ketika ia sendirian di rumah yang sepi, pikirannya sering
putar. Pekerjaan yang semakin menumpuk, peluang baru yang datang begitu saja, dan Arman yang semakin d
li ini di sebuah kafe, untuk membicarakan lebih lanjut tentang tawaran pekerjaan yang dimaksud. Maya me
menunggunya, mengenakan pakaian kasual yang membuatnya terlihat semakin tampan. Maya merasa
ut. "Aku tahu ini bukan keputusan mudah. Tapi aku ingin
n," jawabnya, "Tawaran ini besar, tapi aku tahu bahwa dengan bekerja lebih dekat denganmu, pe
kini lebih serius, "Aku tidak ingin kamu merasa terjebak. Ini adalah keputusanmu, dan aku hanya ingin kamu merasa be
u dihargai, tetapi di saat yang sama, ia juga merasa sangat bersalah. Dewa... Pikir
satu hal yang perlu kamu tahu adalah, aku bukan hanya temanmu. Aku lebih dari
uk menerima tawaran itu. Hatinya berdegup lebih cepat dari biasanya. Bagaimana jik
anya tentang dirinya sendiri. Ada Dewa-suaminya yang
khirnya berkata, suaranya penuh ketegasan. "Aku tidak
kecewa yang tampak di matanya. "Tentu, May
kin berat di pundaknya. Apa yang akan aku pilih? pikirnya. Ka
ngkat. Arman, dengan semua perhatian dan janji-janji manisnya, seolah telah membuka pintu yang Maya takutkan akan menghancurkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia mengingka
n cerah, dan Arman yang menawarkan perhatian, kehangatan, dan mungkin-meski ia enggan mengakuinya-
ejuk menyentuh wajahnya. Ia menatap ponselnya, yang kembali berderin
dengan sedikit kegugupan,
liar. "Aku baru selesai dengan pekerjaanku di luar negeri. Ak
Ada kerinduan yang luar biasa dalam suaranya, namun di sisi lain, ada suara lain yang teru
menahan getar di suaranya. "Tapi ada banyak hal yang terja
a, aku tahu aku sudah lama tidak ada di sampingmu, dan aku minta maaf. Tap
anya sulit membayangkan itu, setelah semua yang telah terjadi. Waktu telah mengubah banyak ha
Maya perlahan. "Aku ingin kita kembali seperti dulu. Ta
as. "Kamu tidak sendiri. Aku akan kembali dan kita ak
k menjawab. Apakah ini yang aku tunggu? pikirnya.
k dapat melihatnya. "Aku akan menunggumu, Dewa," katanya, dan seolah-
terombang-ambing. Tawaran pekerjaan yang datang melalui Arman sudah hampir ia terima, namun ada sesuatu yang menahan langkahnya. Ia
i kafe favorit mereka, tempat yang selalu menghadirkan kenangan manis. Ketika Maya tiba, Arman su
benar ingin bekerja sama denganmu. Aku yakin ini adalah kesempatan besar. Dan lebih dari itu, aku ingin kamu tahu, aku
sa ada kenyamanan yang sulit didapatkan di tempat lain. Arman tidak hanya menawarkan pekerjaan, tetapi juga ruang untu
sesuatu yang lebih dari sekadar pekerjaan. "Terkadang, kita tidak bisa terus-menerus menunggu sesuatu
merasa bersalah. Aku tidak tahu apa yang harus aku pilih. Aku ingin setia pada Dewa, teta
Maya. Jika kamu merasa kebahagiaanmu ada di tempat lain, aku tidak akan menghalangimu. Tapi jika kamu me
un juga rasa takut yang begitu besar. Apakah aku siap untuk melangkah ke dalam hubunga
g ia cintai, namun yang sudah lama pergi, dan Arman yang sek
ri jawaban sekarang," jawab Maya akhirnya, menarik t
, Maya. Aku akan menunggu keputusanmu. Tetapi aku ingin
eputusannya akan mengubah banyak hal, namun untuk saat ini, ia hanya ingi
esendiriannya, ia merasa semakin bingung. Keputusan apa
ambu