Bunga Dahaga
rsenyum balik. "Tent
di wajahnya. "Bagaimana hari pertama And
as lemari antik. "Ya, terima kasih, Clara. Meskip
tertata rapi. "Itu wajar, Nona. Estate ini besar dan penuh dengan sejarah
ndah, kamar itu tetap terasa dingin baginya, penuh dengan bayangan masa lalu yang belum sepenuhnya dia
m tipis. "Di rumah Anda dulu, ap
besar atau semegah ini. Semuanya lebih... tenang dan akrab. Aku bisa mendengar suara keluar
mang besar, dan terkadang bisa terasa sepi, terutama di awal. Tapi seir
erhatian gadis muda itu. "Aku harap begitu. Tempat ini sanga
sar. Sementara itu, Irish mulai menata buku-buku kesayangannya di rak yang ada di sudut kamar. Buku-buku itu adalah satu
Nona, semua orang di sini sudah mendengar tentang Anda. Me
erkejut. "Benarkah? Aku tidak
t dihormati di Novara. Keluarga Hilmar selalu menjadi pusat perhati
itu. "Itu terdengar menakutkan. Aku t
hawatir, Nona. Anda akan melakukannya dengan baik. Dan tentu saja,
i lemari, buku-bukunya teratur di rak, dan barang-barang pribadinya kini menghiasi meja rias.
ngan lembut, "Terima kasih, Clara. A
bantu, Nona. Jika ada apa pun lagi yang Anda
g masih baru dan menantang, dia tidak sendirian dalam perjalanan ini. Bersama Clara
ang menghadap ke kebun bunga di bawahnya. Cahaya matahari siang memantulkan kilauan lembut di atas kelopak-kelopak mawar yang bermekaran, men
okus, menggali tanah dengan sekopnya, tangan kasarnya bergerak dengan keterampilan yang terlatih. Cahaya matahari
tanpa basa-basi, dan sepenuhnya tenggelam dalam tugasnya. Irish berpikir bahwa mungkin ini saat yang tepat untuk mencoba bersikap ramah.
ksi mereka kemarin. Namun, saat pandangan mereka bertemu, alih-alih membalas senyumannya, Benjamin
ia?" pikirnya. Wajahnya yang tadi ceria seketika berubah, merasa diabaikan begitu saja. Be
lain," gumam Irish pelan pada dirinya sendiri, me
la dan mendekat. "Apakah ada yang menarik di luar, Nona?" tanyanya
yang dipaksakan. "Tidak, hanya menikmati pemandangan," jawab
lu bersikap begitu dingin terhadapnya. Ia ingin mencoba memahami, tetapi s
rsenyum balik. "Tent
di wajahnya. "Bagaimana hari pertama And
as lemari antik. "Ya, terima kasih, Clara. Meskip
tertata rapi. "Itu wajar, Nona. Estate ini besar dan penuh dengan sejarah
ndah, kamar itu tetap terasa dingin baginya, penuh dengan bayangan masa lalu yang belum sepenuhnya dia
m tipis. "Di rumah Anda dulu, ap
besar atau semegah ini. Semuanya lebih... tenang dan akrab. Aku bisa mendengar suara keluar
mang besar, dan terkadang bisa terasa sepi, terutama di awal. Tapi seir
erhatian gadis muda itu. "Aku harap begitu. Tempat ini sanga
sar. Sementara itu, Irish mulai menata buku-buku kesayangannya di rak yang ada di sudut kamar. Buku-buku itu adalah satu
Nona, semua orang di sini sudah mendengar tentang Anda. Me
erkejut. "Benarkah? Aku tidak
t dihormati di Novara. Keluarga Hilmar selalu menjadi pusat perhati
itu. "Itu terdengar menakutkan. Aku t
hawatir, Nona. Anda akan melakukannya dengan baik. Dan tentu saja,
i lemari, buku-bukunya teratur di rak, dan barang-barang pribadinya kini menghiasi meja rias.
ngan lembut, "Terima kasih, Clara. A
bantu, Nona. Jika ada apa pun lagi yang Anda
g masih baru dan menantang, dia tidak sendirian dalam perjalanan ini. Bersama Clara
ang menghadap ke kebun bunga di bawahnya. Cahaya matahari siang memantulkan kilauan lembut di atas kelopak-kelopak mawar yang bermekaran, men
okus, menggali tanah dengan sekopnya, tangan kasarnya bergerak dengan keterampilan yang terlatih. Cahaya matahari
tanpa basa-basi, dan sepenuhnya tenggelam dalam tugasnya. Irish berpikir bahwa mungkin ini saat yang tepat untuk mencoba bersikap ramah.
ksi mereka kemarin. Namun, saat pandangan mereka bertemu, alih-alih membalas senyumannya, Benjamin
ia?" pikirnya. Wajahnya yang tadi ceria seketika berubah, merasa diabaikan begitu saja. Be
lain," gumam Irish pelan pada dirinya sendiri, me
la dan mendekat. "Apakah ada yang menarik di luar, Nona?" tanyanya
yang dipaksakan. "Tidak, hanya menikmati pemandangan," jawab
lu bersikap begitu dingin terhadapnya. Ia ingin mencoba memahami, tetapi s