icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SEBERKAS ASA YANG PUDAR

Bab 2 Pertemuan yang Tak Terduga

Jumlah Kata:1412    |    Dirilis Pada: 08/11/2024

ambil sesekali tersenyum pada kerabat yang lewat. Ia merasa sedikit asing di tengah keramaian, meskipun ini adalah keluarga is

nita berpenampilan rapi, dengan rambut panjang hitam dan senyum yang hangat. Ia mengenali sosok itu-Rani, sahabat dekat Maya sejak ku

erisi kue. "Halo, Ardi. Tumben duduk sendiri? Biasanya kamu ya

. "Ah, sedang nggak terlalu mood ngobrol banyak, Rani. Mungkin ha

ja kecil di depan mereka. "Pesta seperti ini memang b

elah beberapa saat, suasana mulai terasa lebih akrab dan percakapan mereka beralih ke topik yang

agu. "Dulu, setiap acara seperti ini aku selalu antusias, tapi sekarang r

erasa begitu, Ardi. Terkadang, hidup membawa kita ke fase-fase yang... berbeda dari

rbukaan Rani. "Benarkah? Kamu kel

itu. Semua orang punya bagian hidup yang mungkin nggak diketahui orang lain." Rani terdiam se

ya. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa

kenapa, tapi rasanya seperti ada yang hilang dalam diriku belakangan ini. Seperti

a pernah ada di titik itu. Kadang, kita cuma perlu seseorang yang bisa me

mana, kehadiran Rani malam itu terasa berbeda, seperti ia men

a, aku ada di sini, Ardi. Mungkin aku nggak bi

ndukan. "Terima kasih, Rani. Entah kenapa, hanya mend

a berdua. "Wah, kalian berdua serius banget ngobrolnya. Tentang ap

n ringan. "Ah, cuma ngobrol soal acara aja, May. Ter

rik Ardi. "Kapan lagi kump

aya kembali ke tengah kerumunan, Rani memberi senyum terakhir sebelum be

esuatu yang berdesir di dalam dirinya. Bukan sekadar kelegaan, tetapi jug

diri Ardi terasa sedikit terisi, meski ia belum tahu a

duk. Ia tak pernah mengira bahwa sebuah percakapan sederhana bisa membuatnya merasa sedekat ini dengan seseorang. Entah kenapa,

gan raut wajah ceria sambil menggandengnya. "Ayo, ikut! Semua orang mau

, memperlihatkan kebahagiaan di hadapan orang-orang. Saat kamera menyorot mereka, Ardi mencoba tersenyum, tapi jauh di da

ementara Ardi memilih untuk menyendiri lagi di sudut ruangan. Ia teringat percakapann

pirinya sekali lagi, kali ini dengan senyuman

i?" tanya Rani sambil meli

"Ah, nggak ada apa-apa, Rani. Cuma... ya, suasana rama

engah keramaian." Lalu, ia menambahkan sambil berbisik, "Aku ada ide, kalau kamu mau sebentar k

Boleh juga, ya. Rasanya aku benar-benar b

temani, ya? Lagipula, aku

tu mereka sampai di taman, keheningan dan suasana malam yang tenang langsung menyelimuti mereka. Lampu taman yang re

ada percakapan. Hanya suara angin malam dan desiran dedaunan

song, Ardi?" tanyanya pelan, de

nggak tahu apa yang terjadi. Sepertinya hidupku berjalan begitu saja

arena terlalu lama menahan diri. Menekan perasaan dan berharap semuanya akan membaik dengan sendiri

Aku sering berpikir tentang itu, Ran. Tapi jujur, aku takut menghadap

ra dengannya?" t

setiap kali mau bicara, suasananya selalu jadi tegang. Seola

an lembut, "Ardi, setiap hubungan pasti ada tantangannya. Tapi, yang terpenting adalah kita punya keberanian untuk

nuh terima kasih. "Kamu benar, Rani.

a, tapi aku juga temanmu. Kalau kamu butuh

memberikan Ardi sebuah kelegaan yang ia butuhkan. Di tengah malam itu, Rani menjadi sosok ya

k bahu Ardi dengan lembut. "Ingat, Ardi. Terkadang, kita hanya perl

un ia belum tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya, malam ini mem

uatu yang lebih dalam di hatinya. Sesuatu yang samar dan tak terdug

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka