CINTA YANG BERUBAH
, berharap bisa tampil percaya diri di hadapan teman-teman lamanya. Setelah berusaha mengatasi rasa
kanan lezat memenuhi udara. Senyuman dan tawa teman-teman lama membuat suasana terasa hidup. Clara menya
pa teman lainnya. Dia tampak menawan dengan setelan jasnya yang rapi, dan saat Dik
, melangkah mendekat. "K
," Clara menjawab sambil tersenyum, berusah
a tidak bertemu," Dika bertanya, m
jelaskan sambil mengedarkan pandangan ke arah teman-teman mereka ya
suasana semakin akrab, dan kedekatan mereka semakin nyata. Tanpa disadari, waktu berlalu begitu c
i cerita?" tanya Dika, menunjuk ke
lai muncul. "Mengapa tidak? Mungkin bisa menyeg
mereka tertawa. Namun, seiring berjalannya waktu, Clara merasakan ketegangan di antara me
dan menjauh dari keramaian untuk berbincang. "Clara, aku harus jujur.
ini sangat membingungkan," katanya, suara lembutnya berge
lian, tetapi aku tidak bisa mengabaikan perasaanku padamu. Ketika kita bertemu l
p. Seperti ada bagian dari diriku yang hilang dan sekarang kembali," Clara meng
manya?" Dika bertanya, sua
... tidak tahu. Kami memiliki kehidupan yang baik, tetapi terkadang aku merasa seperti ad
atu yang lebih untukmu di luar sana, kamu harus
kan konsekuensinya," Clara men
hanya memiliki satu kehidupan, Clara. Jika kita terus menahan
gkin kita perlu berbicara lebih banyak tentang ini. Tetapi aku perlu wakt
i ingatlah bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan den
saling berbagi impian dan harapan. Ketika reuni berakhir dan Clara pulan
n saat dia melihat Arman yang menunggu d
n bertanya, senyum di wajahnya seol
Dia tahu bahwa dalam beberapa hari ke depan, keputusan besar harus diambil-a
a dalam Bab 5: Kesempatan Kedua
suaminya yang tampak sempurna, sedang menyiapkan segelas susu hangat untuknya-sebu
keingintahuan yang tidak bisa disembunyikan. "Kamu
epat. "Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya sedikit lelah dari acara r
aku selalu ada jika kamu butuh bicara. Kita sudah melalui banya
n tentang Dika kembali muncul di benaknya. Perasaannya yang berkembang
engalihkan perhatian. "Tapi aku rasa aku hanya butuh sedikit wa
ke tempat favorit kita. Sekarang, istirahatlah. K
juang dengan perasaannya-antara rasa tanggung jawabnya terhadap Arman dan ketertarikan yang
kan H
keputusan. Dia pergi bekerja dengan perasaan cemas. Hari itu terasa panjang dan m
an dekat kantornya, mencoba menikmati udara segar. Tiba-
rumah dengan selamat. Mau ketemu lagi
berdebar kembali menghampirinya. Dia
ore ini, di kafe dekat kantor? Aku sudah
tapi di sisi lain, rasa bersalah terus membayangi. Setelah
rasa seperti perjuangan. Saat dia tiba, Dika sudah menun
sekali," Dika berkata, menya
a gugupnya dia. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" ta
irkan kamu setelah pertemuan kita di reuni. Perasaan ini bukan hanya sekadar nostalgia,
, aku tidak tahu. Ini sangat rumit. Aku sudah menikah,
kamu merasa bahwa hidupmu hanya berputar di sekitar rut
ku. Kami menjalani hidup yang baik, tetapi... terkadang, aku mera
gkat untuk mengabaikan perasaan kita," Dika berkata, suaranya penuh harapan.
h dan ketakutannya. "Dika, aku perlu waktu untuk memikirkan semua ini. Aku tidak bisa m
ada kesempatan untuk kita bersama, jangan
an yang semakin kuat. Clara merasakan kebahagiaan yang sudah lama hilang, tet
alam-dalam. "Ingat, Clara. Kita tidak selalu bisa memilih siapa yang k
menyadari bahwa dia harus menghadapi kenyataan-entah dia bisa memperbai
ambu