PERASAAN YANG TERSESAT
yang sejuk menyelimuti mereka. Lampu-lampu kota berkilau di kejauhan, menci
u sangat berarti bagiku," Luna berkata sambil
luar biasa, dan aku senang bisa melihatnya secara lan
rikan yang kuat, tetapi ada juga keraguan yang mengganggu pikira
ranya rendah. "Sejak kita mulai bekerja bersama, aku merasa
Ya, aku juga merasakannya. Tetapi... aku tidak tahu apak
"Aku mengerti. Tapi aku merasa hidup saat
egitu, Luna. Kamu membuatku merasa bersemangat dan... merasa diinginkan
kah perlahan. Kita bisa saling mengenal lebih jauh,"
ingin itu. Aku ingin mengenalmu lebih dalam. Mungkin kita bisa bertu
eria, mengeluarkan ponselnya. "Ak
uar galeri, tidak tahu harus berkata apa selanjutny
," Riko berkata, mencob
Luna dengan senyum manis. "Mungkin kita bisa
udah tidak sabar," kata Rik
saan campur aduk. Dalam perjalanan, ia tidak bisa berhenti tersenyum, te
adapan Maya. "Maaf, aku terlambat. Pameran foto aga
mana acaranya?" Maya bertan
us," jawab Riko, meskipun pikirannya mas
ara dua dunia-satu yang penuh dengan tanggung jawab dan cinta yang telah dibangun s
langit-langit dan memikirkan segala sesuatu yang baru saja terjadi.
n, suara hatinya terus berbisik, Kamu perlu m
a depan bersama Luna menghampirinya, dan Riko t
ingin tahunya terhadap Luna. Setiap pagi, ia bangun lebih awal dari biasanya, berharap mendapatkan pesan dari Luna seb
gan secangkir kopi. "Kamu terlihat berbeda akhir-akhir ini. Apakah ada
encoba menutupi kecemasan yang melanda hatinya.
berbagi denganku, Riko. Aku ingin membantu," M
ya. Ia ingin jujur kepada Maya, tetapi hatin
ikit lelah dengan pekerjaan," jawa
apan di dalam hatinya menggelora. Sepanjang perjalanan,
encang ketika melihat pesan masuk dari Luna: "Hai, Riko! Apakah kamu
mnya. "Tentu! Aku akan datang. Di ma
!" Luna membalas dengan emotikon senyum
nnya selalu melayang ke pertemuan nanti. Ia merasakan ketegangan dan kegembir
etak lebih cepat seiring mendekati lokasi. Di taman, ia melihat Luna sudah
ngan senyum lebar, terlihat ceria. "
umu," jawab Riko, merasa seolah semu
perasaannya yang membara. Mereka mulai mengambil foto, dan setiap kali Luna menang
menangkap momen saat Riko tertawa. "Kamu terlih
engalir di dalam dirinya. "Ini semua ka
. "Aku senang mendengarnya. Mome
dorongan untuk lebih terbuka kepada Luna. "Luna, aku ingin bertanya sesuatu. Apa kamu
u. "Kadang-kadang, terutama ketika kita terjebak
bertemu kamu, aku mulai meragukan banyak hal dalam hidupku. Aku
yang wajar. Kita semua ingin merasakan kebebasan dan kebah
kan antara apa yang benar dan apa yang hanya keinginan sesaat," Rik
adang, kita hanya perlu memberi diri kita izin untuk
ku merasa terjebak di dalam hidupku, tetapi bersamamu, aku merasakan kebebasan
suasana hati. Apakah ini langkah pertama menuju sesuatu yan
ambu