DI BALIK KEBOHONGAN
lama. Dia hampir memutuskan untuk tidak datang, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan ketakutannya. "Aku
dengan senyum yang dipaksakan, berusaha menampilkan kepercayaan diri di depan
itu tampak anggun dengan gaun merah muda yang sederhana, berbincang-bincang dengan sekelompok orang. Clara me
yang lebih berani mendorongnya untuk mendekat. "Aku ha
yum, tampak ramah. "Oh, hai! Kamu Clara, kan?" sapanya denga
dalam perutnya. "Oh, hai. Iya, aku Clara," jawabny
m. "Andri bercerita banyak tentang kamu. Kal
a, menghindari menjelaskan lebih lanjut. Dia bisa merasakan ketegangan dalam kalimatnya sendiri, se
tahu bahwa dia adalah istri Andri atau jika dia sudah mengetahui semu
at dengan proyek terbarunya. Aku harap ka
imace. "Tentu saja. Dia sangat berdedikasi," ucapny
p kali Rina membahas Andri, Clara merasakan jarum-jarum kecil menusuk hatinya. "Seha
ersama. Ini adalah momen yang menyenangkan!" Rina mengambil
rannya, dia merasakan keinginan untuk melarikan diri. "Apa yang akan Andri p
ta harus bertemu lagi. Andri pasti akan senang jika kita bisa berkumpul
ta-katanya terasa seperti kebohongan. "Tapi
mpak ramah, tetapi apa yang ada di balik senyumnya?" pikirnya. Clara mengingat semua yang dia temukan tentan
arah membawa ke kebenaran yang menyakitkan, dan arah lainnya membawa ke kebohongan yang nyaman.
g kembali dalam benaknya, seperti lagu yang tidak bisa dia hentikan. "Apa yang sebenarnya di
ukan rutinitas malam mereka-menyiapkan makan malam untuk Andri dan merapikan ruang
. "Mungkin dia bisa menjelaskan semuanya," pikirnya, berharap ada penjelasan yang logis. Na
?" Clara bertanya, berusaha membuka
h, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah setelah seharian bek
asa terjebak oleh keraguan. "Apa yang harus kuk
anjutkan, menatap Clara dengan sedikit kek
yang tepat. "Sebenarnya... aku bertemu Rina di aca
emuan itu?" Dia berusaha terlihat santai, te
njawab, mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya
mang orang yang baik. Kami bekerja sama di proyek," jawa
Clara, berharap mendapat jawaban yang
ab dengan hati-hati. "Clara, dia hany
u menemukan pesan di ponselmu... percakapan kalian ter
ri tampak marah, wajahnya berkerut.
lah. Kenapa kamu menjadi lebih tertutup?" Clara beru
kata, nada suaranya mulai meninggi. "A
mata menetes di sudut matanya, tetapi dia berusaha menahan diri. "Apa yang haru
atap wajah Clara. "Aku... aku butuh waktu untuk berp
aiku?" Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam pikirannya. Dia memutusk
i pada Rina. "Jika Rina hanya rekan kerja, mengapa Andri tidak ing
tidurnya, menatap langit-langit, mencari jawaban di kegelapan. "
dengan matanya sendiri bagaimana hubungan suaminya dengan Rina. "Aku harus melakukann
ergi. "Aku tidak bisa menunjukkan kelemahanku. Aku har
dan keberanian. "Ini adalah langkah pertama untuk menemukan kebenaran, tid
ambu