TITIK PENGKHIANATAN
gan keraguan dan pertanyaan. Setelah berhari-hari bertanya-tanya tentang kesetiaan Dika, dia memutuskan bahwa suda
Dika biasanya pergi ke kantor pukul delapan pagi, dan Rina tahu dia biasanya akan pulang sekitar pukul ena
an mobilnya sendiri. Tujuannya adalah untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik lay
amati setiap orang yang keluar masuk, memperhatikan apakah ada yang tampak akrab dengan Dika. Samb
tidak terlihat mencolok. Dika berbicara dengan seorang wanita, dan Rina bisa melihat mereka tertawa dan b
an ke kafe yang tidak jauh dari kantor, dan Rina merasa perlu mengambil langkah
engeluarkan kamera, mencoba mengabadikan momen ini. Dia ingin memastikan bahwa jika
u sudah bilang bahwa kita harus menyelesaikan presentasi itu," kata Dika, suaranya te
ina menemukan kita?" wanita itu menjaw
Dia terlalu sibuk dengan duniannya sendiri," Dika menjawab, seolah meremeh
Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan mengumpulkan informasi lebih lanjut. Jadi
u yang lebih serius. "Kita tidak bisa terus seperti ini. Jika kita ketahuan, semua
hanya sementara. Setelah proyek ini s
i antara mereka?** Dia merasa ingin berlari dan meneriakkan pertanyaan-per
an wanita itu ke mobilnya. Dia merasa seperti terjebak dalam film thrill
n hangat, dan Dika membalasnya dengan senyum yang tampak tulus. Rin
putar. **Apa yang seharusnya aku lakukan?** Dia merasa bingung antara berhadapan dengan Dika dan menca
to yang dia ambil di kafe. Setiap potret menunjukkan Dika tersenyum, tetapi senyum itu terasa menakutkan baginya. Rina tahu
elingkuh, apakah ada cara untuk menyelamatkan pernikahan mereka? Apaka
bayang-bayang kecurigaan. Dia harus menghadapi Dika,
ngan, dan pengalamannya kemarin di kafe terus menghantui pikirannya. Dia tahu dia harus berbic
wa saat berbicara, suasana tidak terlalu tegang. Mereka biasanya memiliki kebiasaan untuk makan mal
pulang kerja, dia tampak lelah tetapi tetap menyapa Rina dengan senyum hangat
an makan malam di restoran kita nanti
Ada yang spesial?" Dika
percakapan yang harus dilakukan. Setelah menyantap makan malam, Rina merasa suas
Rina, suara sedikit bergetar. "Tent
rkejut. "Tentu
k beres antara kita. Ada banyak tanda-tanda yang mengarah pada ke
ecurigaan? Apa maksudmu?
malam, dan aku melihatmu bersama Gita. It
ah rekan kerjaku. Kami bekerja keras
Rina bertanya, merasakan ketegangan semakin meningkat.
k ingin kamu berpikir terlalu ba
tidak bisa menahan emosinya lagi. "Aku sudah menyeli
kukan apa pun yang salah. Itu hanya pelukan
menyembunyikan banyak hal dariku. Apakah kamu
amu?" Dika menjawab dengan nada meningkat. "Aku tidak ingin hu
h saling mencintai, Dika? Atau semua ini hanya rutinita
"Tentu saja aku peduli padamu! Aku mencintai
bantu aku untuk percaya. Jangan lagi menyembun
klah. Mulai sekarang, aku akan memberitahumu sega
harapan untuk memperbaiki hubungan mereka. "Aku ingin kita bisa berbag
i antara kita," Dika menjawab, menatapnya dalam-dalam.
ri pundaknya. Dia tahu ini adalah langkah pertama menuju perbaikan, meskipun ke
mengganggu: Apakah dia benar-benar bisa mempercayai Dika lagi?** Kecemasan dan keraguan masih me
dia harus membuktikannya. Namun, jika tidak... Rina menggigit bibirnya, bertekad un
ambu