icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TITIK PENGKHIANATAN

Bab 2 Jejak yang Tertinggal

Jumlah Kata:1374    |    Dirilis Pada: 28/10/2024

ara harapan dan ketakutan. Rina berusaha menahan diri, tetapi setiap d

, melihat layar ponsel menyala. Nama yang muncul di layar membuat hatinya berdebar. *Gita*. Rin

rasa ingin tahunya mengalahkan suara hatinya yang berbisik untuk berhenti. Dia membuka pesa

ngarkan. Kamu selalu tahu cara

ngan lupa untuk menjaga kesehat

g. Dia mengingat percakapan Gita sebelumnya, bagaimana Gita terdengar sangat dek

unannya. Rina cepat-cepat meletakkan ponsel di tempatnya

ika menatap

tapi suaranya bergetar. "Nggak, a

ampak curiga. "P

ihkan perhatian. "Hanya Gita. Dia ingin

k tidak puas dengan jawabann

wab, berusaha mengalihkan topik. "

n ketidaknyamanan. "Rina, kita sudah membahas ini. Gita a

, merasa darahnya mendidih. "Kenapa dia mengguna

ng. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Men

ejujuran. Apa kamu benar-benar tidak melihat

han emosinya. "Kamu tahu aku mencintaimu

mengalir di pipinya. "Setiap kali aku mencoba untuk mempercayai

rasi. "Rina, tolong. Jangan berpikir seperti

ntara mereka. "Bagaimana aku bisa mempercayai jika kamu tidak

a menghindar. "Jangan! Aku butuh

inya terpuruk. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Semua kecurigaan yang terpendam

pintu. "Rina, buka pintunya. Aku ti

apa. Dia merasa cemas dan bingung. "A

an menunggu. Tapi tolong, jangan bi

saat ini, segala sesuatu terasa jauh dari harapan. Kecurigaan yang mengg

Dika mencintainya, tetapi pesan yang dia temukan membuat semuanya terasa semakin sulit. Dia har

ini dicari. Namun, di dalam hatinya, dia tahu satu hal: jejak-je

i rasa sakit itu mengganggu pikirannya. Dengan pelan, dia bangkit dari tempat tidur dan menuju ke dapur unt

egang menyelimuti ruangan. Dia mencoba tersenyum

Dika berkata,

rani menatap Dika. Dia fokus

k berbicara. "Aku sudah memikirkan tentang kemarin.

san. Setiap kali aku melihat Gita berinteraksi den

a hanya teman kerja. Dia membantu

ong. "Kenapa ada banyak tawa dan emo

ita butuh untuk saling mendukung. Apa kamu ingin aku menga

a. "Aku hanya merasa terasing. Seharusnya kita saling berbagi. Seha

maaf jika aku membuatmu merasa seperti itu. Aku akan berusaha

keraguan. "Baiklah. Kita bisa mencoba, tapi aku juga i

u. Rina meraih tangan Dika, berharap ada koneksi

ara tentang pekerjaanmu? Apa yang sebenarnya t

erjakan proyek besar dan banyak tekanan. Gita adalah ba

da di sampingmu?" tanya

mpok. Namun, karena proyek ini sangat menuntu

u lembur?" Rina menambahkan, na

tim, tetapi aku tidak ingin kamu berpikir ada sesuatu yang

pa yang terjadi di belakangku," Rina berkata, suaranya bergetar. "Aku

Rina, aku berjanji, tidak ada yang terjadi di antara k

u pikirannya. "Jika aku tidak bisa memercayai kata-katamu, kita tidak akan

ofesional?" saran Dika, nada suaranya serius. "Mungkin seorang kon

. "Mungkin itu ide yang baik. Tetapi aku ju

mungkin bukan langkah yang bijak. Ap

mendapatkan kejelasan, maka aku a

ingat, aku akan selalu ada di sini untukmu

masih menggerogoti hatinya. Dia tahu bahwa untuk mengatasi rasa sakit ini, dia

ai mengumpulkan informasi dengan berhati-hati. Setiap kali Dika pulang,

skan waktu. Dia ingin melihat dengan matanya sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Dal

rtawa bersama. Hatinya bergetar, tetapi dia berusaha tetap tenang. Dia tidak akan membiarkan rasa c

a sebenarnya. Rina merasa ini adalah titik

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka