Princess With Her Misfortune
lum di ketahui mungkin saja hal tak terduga tengah menantinya, bersikap waspada dan hati-hati akan mampu menyelamatkan hidupnya. Te
" pikir Heinrich. Dia mulai melangkah demi langkah me
terurus dan bahkan lampu penerang ditempat ini begitu redup dalam bebe
ich menyibak kasar rambut merahnya. Meski dia mulai ragu namun dia tetap melanjutkan langkahnya. Dia juga yakin bahwa temp
ita tadi?" benak Heinrich
gan lampu yang jauh lebih terang dari tempat lain mansion ini. Dari sedikit celah pintu yang t
bahkan tempat yang tampak tak diperhatikan didalamnya terdapat seseorang? Sekarang dia m
a. Meski begitu dia tetap memilih untuk menjawab penasarannya. Heinrich menarik pedangnya
inggal ditempat ini." ucap Heinrich dengan nada tegas khas kesatria. Sembari matanya mengamati kaki wanita itu yang rupanya menampak lantai, dia bisa b
perhatiannya kembali tertuju pada petramos yang ada didepannya. Dia be
eranan punggung wanita didepannya. Dia tak bisa menahan diri lagi. "Beberapa jam tadi Anda memohon perto
nita itu, tidak Heinrich merasa itu lebih
awab wanita itu dengan suara li
arah leher wanita didepannya. Suasana mendadak mencekam, dia menj
berbalik dan menatap tajam mata coklat kesatria itu. "Anda pasti melapor pada penguasa yang anda sanjung itu wahai kes
menderita dari apa yang dia perbuat pada orang-orang yang tak bersalah." dia lantas menggenggam kuat pedang ta
tak memiliki rona kehidupan, pipi yang sangat tirus, bibirnya sangat pucat, dia benar-benar terlihat kurus dengan mata
leher kurusnya. Setelah tertangkap dan menjadi tawanan dari Onyx harusnya dia tak pernah bermimp
mpat dia lalui di Verohn. "Aku bahkan tak pantas mengenang itu lagi." Saat ini dia hanya menunggu kematian konyolnya. "Aku tak memili
berusaha melepaskan genggaman kuat wanita itu dari pedangnya. Sudut hatinya t
Anda bisa menjawabnya nanti. Sekarang bisakah anda bersikap tenang." ucap lembut He
terkejut dan kebingungan dari kesatria didepannya. "Apaka
ernapas lega. Dia lantas memasukan pedangnya ke tempatnya. "Aku tak
netes sangat banyak." Dengan hati-hati Heinrich meminta wanita didepanny
ras kepala. Dia menarik sedikit paksa tangan Sera dan m
n wanita itu, ia membersihkan darah yang keluar dari telapak tangan wanita didepannya, tak
yang membantunya membalut luka. Bibir bawahnya bergetar, dalam benaknya dia benar-benar merasa
coba kita lihat bagian leher yang tergore
alu emosional dan asal menuduh. Maaf..." Sera sedikit menunduk, dia juga menut
ang terluka dengan tangan yang ju
reaksi anda wajar. Biarkan saya menyelesaikan masalah yang saya buat." Heinrich tak mengindahk
k dikenal sekarang. Semula dia melarikan diri, "Mungkinkah dia merasa be
s dalam pikirannya mungkin tak buruk jika kesatria itu benar-benar datang atas perintah Artur untuk membunuhnya, penderitaan yang panj
tak lebih baik, "Ayah akan sangat kecewa putrinya berpik
luka dilehernya, dia bergumam dalam benak. "S
berkata sepatah kata, meski ada banyak yang ingin ditanyakan namun ke
tak henti dari wanita didepannya. Dia lantas berkata. "Saya kesatria baru disin
aha menyakinkan bahwa dia tak berbahaya untuknya. "
itu tajam namun hanya sepintas. Kemudian dengan cepat dia mengubah ekspresi w
pula ketika kesatria ini tahu siapa yang dibantu, dia akan menatapku dengan hina. Perlukah aku m
ch nona. Panggilan kesat
itu membuyarka
iba kabur dengan kepala yang terasa begitu sakit, bahkan tangan
ndengar samar-samar teriakan khawatir yang keluar da