DUA CINTA SATU PENGKHIANATAN
henti, ada sesuatu di dalam dirinya yang mendorongnya untuk terus maju. Di saat-saat sunyi, ia sering terbayang senyum Clar
dangan mata orang-orang. Ketika Doni masuk, ia melihat Clara duduk di sudut, menung
i, mencoba memberikan senyuman terb
hanya... merasa gugup," jn ekspresi wajahnya. "Kita bisa melaku
n di antara mereka tak terbantahkan, seolah magnet yang menarik mereka sema
ta akan menjaganya, aku berjanji. Kita han
an bersama menjadi lebih berarti, tetapi pada saat yang sama, ada ketegangan yang menyelimuti setiap pe
lai bertemu secara rutin di kafe yang sama, berbagi cerita, tertawa, dan bahkan merenca
cokelat, Clara menatap Doni dengan serius. "Pak, kita sudah
"Aku tahu, Clara. Ini bukan sesuatu yang bisa kita abaikan. Tapi setiap kali aku bers
di dalam hatinya. "Tapi bagaimana jika Din
t. Dia adalah orang yang baik. Tapi di sisi l
lam. Ia tahu bahwa apa yang mereka lakukan salah, tetapi cinta yang terlarang ini membuatnya merasa lebih
dalam perilaku suaminya-lebih sering diam, sering melamun, dan kadang terlihat jauh. Meski Din
eritakan?" tanya Dina suatu malam,
ha tetap tenang. "Nggak ada, Di
skan untuk tidak memaksa. "Kalau ada sesuatu yang
dipenuhi rasa bersalah. "Iya,
ra, tetapi ia tidak ingin menyakiti Dina. Namun, di sisi lain, perasaannya
rumah tangga, Doni menemukan waktu untuk Clara. Mereka berdua menemukan momen-momen kecil untuk bertemu
gam tangan Doni erat. "Kadang aku merasa ini semua sepert
"Kamu tidak perlu takut. Kita akan men
benar-benar bisa mengabaikannya?"
arus memikirkan ini dengan matang. Dia adalah istri yang
hubungan ini akan membawa konsekuensi besar. Dia harus memutuskan apakah ia akan melanju
segera memutuskan jalan hidupnya-antara cinta terlarang dan tanggung ja
g semakin berat. Keduanya menyadari bahwa mereka terperangkap dalam jaring cinta yang berbahaya. Meskipun merasa
pi, Clara mengangkat topik yang sulit. "Pak, kita perlu bicara tentang masa depa
ta Clara. "Aku juga merasa begitu. Tapi kita belum menemukan
seperti ini, kita hanya akan semakin menyakiti satu sama lain, dan mungkin
ertemu, aku merasa bersalah. Tetapi ketika aku bersamamu,
akan pernah bisa bertahan lama," jawab Clara, suara lembut namun t
elip. "Aku harus jujur. Aku merasa terjebak. Satu sisi aku mencint
harus mencari cara untuk menyelesaikan ini. Mung
erius? Menghadapi Dina
akan semua rasa bersalah ini," kata Clara, suaranya bergetar.
baik, tetapi ia juga sangat takut kehilangan segalanya. "Tapi bagaimana
ak ingin menjadi alasan kehancuran rumah tanggamu, tetapi aku juga tidak b
menggerogoti pikirannya. Setelah makan malam, mereka berjalan keluar dari restoran, di mana u
ngkah ke depan? Menghadapi semua konsekuensi ya
ak tahu, Pak. Tapi aku rasa kita harus jujur pada diri sendiri. Mu
dadanya. "Oke. Mari kita ambil waktu untuk memikir
ga merasa terjebak dalam tanggung jawabnya terhadap Dina. Ia pulang dengan pikiran yang berat, bertanya-tanya
mai menyadarkannya akan betapa berartinya wanita itu dalam hidupnya. Ia duduk di samping
sik Doni pelan. "Aku t
Semakin lama ia menunggu, semakin besar risiko yang harus dihadapi. Dan yang paling menyakitka
ahu bahwa hari ini adalah hari untuk mengambil keputusan. Namun
salah di dapur," ujar Dina sambil tersenyum, seol
alah. Bagaimana mungkin ia merusak kebahagiaan ini? Namun, ketika melihat Dina, ia juga m
ni, berusaha menekan kegelisahan
kali ia melihat Dina tersenyum, hatinya terasa berat oleh rasa bersalah. Dia tahu i
us pada pekerjaannya, tetapi pikirannya selalu kembali kepada Clara dan pilihan yang haru
Clara: "Kita perlu bicara malam ini. Ak
akah ia siap untuk mengakhiri hubungan terlarang ini? Ataukah ia akan memilih untuk melanjutkan cinta yang berapi-api dengan Clar
ambu