KASIH YANG TAK DIINGINKAN
an bayi, dan aku bukan
....!" jawab Rir
mu sudah tidak bisa dipakai, seperti anggota
uh?" Mata Ririn yang besar itu
ng bilang," j
sa menggerakkan tubuhku, apa na
diri, masa harus aku juga yang membersihkan? Belum lagi, itu ada warna merah apa? Kamu la
jari telunjuknya yang diarahkan ke wajahku. Walaupun ia harus agak m
irin Sayang ...." ucapku selembut mungkin, dan berlalu dari tempat mencuci
ini aku diam saja, aku hanya merasa di usiaku yang sekarang hanya ingin lebih menyayangi diri sen
jarang di rumah, karena harus kerja bisa sampai dua minggu di lokasi
ri lokasi, jadi aku sedikit tenang beberapa hari ke depan. Karena Bibi akan banyak memb
*
nak-anak seusiaku, karena tak harus bangun pag
elajar sambil mengistirahatkan tubuhku, yang walaupun tanpa makan
, lalu pulang dari shalat, aku hanya menyimpan mukena dan sajadah, setelah itu mulai me
dan setelah sarapan aku mandi lalu menjaga warung sampai magrib, jika sudah mas
aji, memang Bibi dan Paman memasukkan kami bertiga ke Taman Pengajian Quran, sejak aku berusia d
g penting sudah tahu. Ya, sekedar itu saja, dan aku tak bisa koment
ya kan?" tanya Bibi masuk ke warung kelon
wabku sedikit heran. Cepat sekali bibi lupa soal ganti j
ja," jawab Bibi pelan, sedikit kikuk
astikan shalatnya saya? Atau Bibi
i nanya?" Intonasinya
, maaf," ucapku pelan. Dalam
in kali jangan diulangi lag
pa. Lebih tepatnya tak perduli lagi maunya Bib
jadi gini Kasih
.." Suara cempreng Ririn terden
pan warung dengan penampian santai untuk jalan. Saat itu aku baru sadar jika Bib
torannya ...." Kali ini sua
bisa ajak kamu pergi, kita nggak akan lama kok, masal
a warung kan memang tugasnya dia!" Ririn bertanya sambil menatap
tak jadi, karena suara di belakang Kak
menatap kami semua dengan heran, terutam