HATI YANG TERBELAH
awalnya, Arman berusaha keras untuk mengabaikannya-meyakinkan dirinya bahwa semua itu hanya angin lalu. Namun, di tengah kesibuka
di ruang kerja di rumahnya, ponselnya berget
gi. Aku tidak bisa berhenti memikirka
ajahnya. Namun, di belakang rasa hangat yang tiba-tiba muncul itu, ia merasakan ada sesuatu yang salah. Ia tahu bahwa me
at, jari-jarinya be
yang sama. Senang sekali bisa bertem
idupan masing-masing setelah berpisah. Alya bercerita tentang kariernya, perjalanannya ke luar negeri, dan bagaimana ia tetap menjalani hidup y
rasaannya, tentang betapa ia sering berpikir tentang masa lalu mereka, dan bagaimana ia selalu bertanya-tanya apa yang ter
g aku berpikir, apakah kita menyerah terlalu cepat? Mungkin
up kadang membawa kita ke arah yang tak terduga, kan? Me
ng itu kini kembali mengganggu pikirannya setiap saat, membayangi setiap interaksi dengan Maya dan keluarganya. Ia merasa terj
pi mereka yang dulu, tentang cinta yang mereka pernah jalin, dan tentang bagaimana waktu telah memisahkan mereka. Setiap kali Arman membuka ponselnya untuk membaca p
kapan ini, seluruh hidupnya bisa runtuh. Meski begitu, ia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri. Ada
Maya sudah tidur, dan suasana malam yang hening memberi ruang bagi pikirannya untuk merenung. Pesan-pesan itu terus terngia
nta yang begitu menggebu dan penuh gairah. Ia menyadari bahwa dalam beberapa tahun terakhir, hubungan dengan Maya lebih ba
Dalam diam, ia mulai berpikir apakah benar keputusan yang ia ambil dulu adalah keputusan yang tepat. Ap
an dengan Alya yang ia pikir telah hilang kini hidup kembali-tidak se
ertukar cerita masa lalu, tetapi juga membahas perasaan yang sekarang. Mereka berbicara tentang bagaimana peras
rasa bersalah yang semakin dalam. Namun, alih-alih menghentikan komunikasi ini, ia justru merasa semakin terikat. Di balik layar po
akrab di setiap harinya. Percakapan mereka semakin intens, semakin dalam, meski masih tersembunyi di balik layar kecil ponselnya. Sementara
henti selama beberapa jam, Alya mengirimkan se
?" tulis Alya. Pesan itu menggantung di layar,
rsama Maya-kehangatan keluarganya, anak-anak yang mereka cintai, dan kestabilan yang selalu ia cari dalam hidupnya. Namun, di saat yang sama, a
it berpikir, ia akhi
u merasa bahagia, tentu saja. Tapi ada juga saa
n cepat, seolah-olah ia sudah
n dari diriku yang hilang, sesuatu yang dulu aku miliki tapi sekarang entah
ita." Kata-kata itu bergema di kepalanya. Apakah benar mereka tak pernah menyelesa
nyata, begitu penuh harapan. Mereka bermimpi tentang masa depan bersama, membangun mimpi-mimpi besar yang mereka yakini akan menjadi kenyataan. Namun, takdir membawa m
ya. Ia tahu bahwa Maya adalah wanita yang baik-wanita yang telah menemaninya melalui suka dan duka, yang memberikan cinta dan dukungan
ni, percakapan mereka seolah menghidupkan kembali semua mimpi itu, membangkitkan kerinduan yang pernah ia l
ng di tempat tidur, berusaha untuk tidur. Namun, pikirannya terus berputar-putar, tidak bisa tenang. Di sebe
i ini bisa berujung pada sesuatu yang jauh lebih rumit dan berbahaya. Namun, meskipun begitu, ia tidak bisa menghentikan dirinya untuk terus te
adi malam tidurmu nyenyak, kan?" tanyanya sambil menyajikan roti panggang dan
ak ingin membicarakan tentang malam-malamn
i yang sama, pria yang selalu ia kenal dan cintai. Tetapi hanya Arman yang tahu bahwa ada sesuatu yang mulai b
pilihannya-apakah ia harus menghentikan komunikasi ini sebelum semuanya semakin rumit? Atau apakah perasaan
n yang selalu menggantung di atasnya. Di satu sisi, ia tahu bahwa jika ia melanjutkan ini, ia akan menghancurkan kehidupan yang sudah ia bangun sela
ara dua dunia yang berbeda, dua
i. Pertanyaan tentang cinta, tentang komitmen, tentang kebahagiaan sejati. Arman tahu bahwa tidak ada jawaban yang mudah, namun ia juga tahu bahwa set
hanya bisa membiarkan pe
ambu