HATI YANG TERBELAH
kebahagiaan. Lampu-lampu berkilau, menghiasi ballroom yang ramai dengan kerumunan wajah-wajah yang
i, namun jiwanya dipenuhi oleh rasa cemas. Mengapa ia merasa seperti ini? Apakah karena kenangan-kenangan yang ter
sekelompok orang yang sedang berbincang. Di tengah-tengah mereka, seorang wanita berdiri dengan senyuman yang
aan. Tiba-tiba, Arman merasa seperti waktu mundur. Semua kenangan indah semasa SMA menyerbu pikirannya: ta
menyadari kehadirannya, dan matanya melebar. Sen
nuh keceriaan. "Tak kusangka
an menjawab, suaranya agak tersekat. Ia
na dia sekarang menjadi seorang seniman terkenal dan mendapatkan banyak penghargaan atas karyanya. Arman mendengarkan dengan pe
ar?" tanya Alya, mengamati A
ya anak," jawabnya, meskipun hatinya terasa berat. Dia tidak bisa
muncul kembali. Setiap tawa, setiap sentuhan, seolah menghidupkan kembali kenangan yang terpendam.
gan kota yang berkilauan. Keheningan mengisi ruang di antara mereka, d
rman," Alya akhirnya berkata, suaranya lembu
Apakah ini sebuah kesempatan kedua? Sebuah petu
menghidupkan harapan yang sudah lama dia kubur. Dalam sekejap, ia berada di persimpangan antara masa lal
indah dan pahit bersatu, menciptakan gejolak yang tidak bisa ia abaikan. Cinta yang terpendam in
lnya, berusaha menenangkan diri. Setiap sudut matanya, setiap detak jantungnya mengingatkannya pada Alya, yang kini kembali munc
mua itu pupus ketika kehidupan memisahkan mereka. Sekarang, di balik senyuman Alya, ada harapan yang seolah tak kunjun
a, ia berusaha berkonsentrasi, tetapi wajah Alya selalu muncul. Tidak jarang ia terjebak dalam lamuna
endela. Suara tawa anak-anaknya yang bermain di luar terdengar jelas, tetapi hatin
rtinya kamu tidak fokus belakangan
"Iya, hanya sedikit l
Istrinya adalah wanita yang selalu mendukungnya, tetapi Arman ti
g pernah ia tukar dengan Alya. Pesan-pesan itu masih ada, penuh dengan candaan dan kenangan. Rasa rindu menyel
ikirkan reuni itu," tulisnya, jari-jar
ku baik, Arman. Reuni itu benar-benar menyenangka
cang. "Tentu, kapan? Mungk
pekan ini? Di tempat f
n dan ketakutan. Dia tahu bahwa pertemuan itu bisa menggunc
voritnya dan celana jeans. Dia mengemudikan mobilnya menuju kafe yang sering mereka kunjungi saat masih sekolah.
gaun sederhana berwarna biru, rambutnya tergerai indah. Senyumnya menaw
lya ceria saa
oba terdengar santai mes
mengalir dengan lancar, membahas kenangan masa lalu dan pencapaian masing-masing. Arm
. Ada kebahagiaan dalam cerita-cerita Alya, tetapi di balik itu, ia merasakan kesedihan yang
merasa bersalah. Di saat yang sama, di dalam hatinya, ada dorongan untuk m
tan kedua pada diri kita?" Alya berta
n anak-anaknya muncul dalam pikirannya. Semua kebahagiaan yang telah ia b
enentukan arah hidupnya selanjutnya. Dan dengan itu, rasa hati yang terbelah semaki
ambu