DI UJUNG KETIDAKSETIAAN

in, mengenakan gaun hitam sederhana yang menggarisbawahi keanggunannya. Namun, di dalam hatinya, ada kegelisahan yang

lasnya yang sudah lama tidak ditemui berdesakan di ruang pesta yang dihiasi balon warna-warni dan lamp

isa menutupi kesepian yang menggerogoti hatinya. Ia berusaha mengalihkan perhatia

liar. Di ujung ruangan, berdiri Rizal, mantan kekasihnya. Pria itu tampak lebih dewasa, dengan rambu

saat mereka tertawa di bawah langit malam, berbagi rahasia di balik pepohonan sekolah, dan momen-momen manis ket

erdengar lebih ragu dar

"Sarita! Sudah lama sekali," katanya dengan nada yang h

seolah semua kekecewaan dalam pernikahannya dengan Dika seketika menghilang. Rizal menceritakan tentang hidupnya,

zal berkata, menatapnya dengan serius

ra nostalgia yang indah dan kenyataan pahit hidupnya saat ini. Mereka berb

rasa jauh. Kebahagiaan yang sempat hilang seolah kembali menyala saat bersamanya Rizal. Saat malam semakin larut, Rizal mengajaknya menar

tidak pernah didapatkan dalam pernikahannya. Namun, di sudut hatinya, ada suara kecil yang

at. Senyuman Rizal dan hangatnya pelukan itu terus menghantuinya. Dia ta

ang sempat terkubur. Kebahagiaan seolah menjanjikan untuk memisahkan dirinya dari kehidupan yang selama ini ia jalani. Namun, s

t pesan singkat atau notifikasi dari media sosial, jantungnya berdebar. Rasanya aneh dan menggembirakan sekaligus, seolah dia hidup dalam dua duni

na hangat di rumah. Dia menyiapkan makanan kesukaan suaminya dan menghidupkan lilin di atas mej

malam ini," Dika berkata, duduk d

berbincang tentang hari yang telah berlalu, tetapi percakapan itu terasa datar dan hampa. Sarita tahu

ah untuk menolak, tetapi di dalam hatinya, dia merasa terasing. Sementara film diputar,

udah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menghubungi Rizal, tetapi rasa penasarannya m

sih inga

nya Rizal membalas. "Tentu saja. Siap

ngalir dengan mudah, seolah tidak ada waktu yang terlewat. Mereka berbagi cerita, ta

sa," Rizal mengirimkan pesan. "Aku berharap b

pa yang dia lakukan adalah sebuah pelanggaran, tetapi perasaannya terhadap Rizal sulit

terpendam dalam rutinitas harian sebagai istri. Dengan Rizal, dia merasa hidup kembali, seolah dia menemukan kemb

temu dengan Rizal lagi. Momen itu tidak terduga, dan keduanya terkejut se

izal berkata, menyunggingkan seny

eka duduk berhadapan, berbincang tentang hidup masing-masing. Setiap kali Rizal menatapnya, hatinya

idupan kita berjalan begitu cepat. Rasanya sulit untuk per

ereka buat di masa lalu, saat semuanya terasa begitu sederhana. Namun, dia juga tidak bisa mengabaikan kenyata

kunjungi di masa lalu. Meskipun Sarita merasa tertarik, dia tahu bahwa itu adalah i

gan baru," Rizal membalas, me

a di dalam hatinya memperingatkannya tentang konsekuensi dari tindakan ini. "Aku harus k

a ketegangan yang tidak bisa diabaikan. Dia tahu, keputusannya

tidaksetiaan. Apakah dia berani mengikuti hatinya dan mengambil risiko, ataukah di

u bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan konsekuens

ambu