I Love You, Suami Orang
emena-mena, dihancurkan nama baiknya, diporakporandakan psikologisnya. Saat itu, tak ada lagi harapan hidup Namira. Sampai sahabat k
pandangan matanya, hanya seorang gadis kecil sedang memantul-mantulkan bola dengan raket. Lebih banyak yang tak tepat sasaran. Namira berjalan santai menuju tempat duduk. Matanya beradu pandang dengan gadis kecil y
ira dan menjulurkan tangan. "Halo Tante. Aku Isy
an. Dia tak peduli, anak ini siapa orangtuanya. Namira mengurungkan niat untuk duduk, kemudian berjongkok
. Aku lupa Tante. Itu y
ada sedikit bekas ingus di sela hidungnya. "Eh, sini dulu Isyana. Tante
ngguk. "Papa ga bisa n
am dari tasnya. Mulai mengikat tung
Mama tiap hari
keluarkan tisu basah dari tas, lembut menyeka hidung Isyana. "Ohhh. Ya gapapa, sama Papa aja. Kan
gangguk ta
pada Isyana. Dia memegang pipi mungil Isyana, mengusap lembut kepala gadis kec
-kaca melihat isyana diperlakukan semanis itu bukan oleh ibu kandungnya. Ingin rasanya, lebih lama lag
buyarkan suasana. "
seketika itu juga, Namira sadar bahwa Isyana adalah anaknya Raka. Yang tadi sore dia intip Instagram. "Kamu main j
aja
ja kala
tertawa
ball boy. Mas Edi yang biasa
ngangguk tanda mengerti. Meski banyak pertany
kanannya di kepala Isyana. "
nguncungin rambutku. Rapi kayanya, gak
Isyana dan menerbangkannya, kemudian men
anah. Matanya yang sipit hilang ditelan bumi ketika te
asih dulu k
ira. Makas
jempol kanannya da
g pertama, kelas malam ini. Ditambah Raka yang sering mengusilinya dengan celetukan-cele
bisa menyamai levelnya, tapi laki-laki mood swing itu sedang sibuk mengumpulkan bola. Tapi tak apa, tidak di sem
, tidak yang lain. Tak ada yang bertanya kehidupan pribadinya, tak
bersama Isyana. Raka rasanya lebih seperti kakaknya Isyana ketimbang Papanya. Dia sering menja
-barangnya, tangannya memegang bola. Sialnya ada bola liar yang tampak akan
membuang bola di tangannya. Isyana selamat dari bola, tapi bola ditangannya menggelinding ke arah kopi Namira,
ah raka. Dia tak mau Isyana dimarahi karena menumpahkan kopinya. Sayang, Raka lebih cepat. Dia langsung jongkok memegan
cup yang sudah kosong. Beruntung ada kain lap disampingnya, dia seka tumpahan kopi. Lagi, Namira khawatir Raka akan
k mir ? Yahh, sori ya. Entar aku gantiin
Gapapa mas. Bukan salah Isyana.
ngaja" Lagi, Raka jongkok dihadapan Isyana yang sudah mau keluar. Air matanya. "Is. Kamu minta maaf ke Tante Mir ya. Papa tau kamu ga sengaja,
planet lain. Isyana menuruti permintaan papa Raka. "Tante. Aku minta ma
sengaja. Ga usah diganti. Kalau kopinya tumpah, berarti tandanya, Tante udah terlalu banyak ngopi. Hehehe. Tante gapapa, kamu jangan sedih ya." Namira merentangkan kedua tangannya, kemudian Isyana masuk kedalam
tapi kalau kebanyakan buat sakit. Dia menghampiri Namira. "Kak
at-lekat kemudian memajang senyum. "Ga usah ka. Beneran" lembut sekali Namir
ga enak aku" masi
amu belajar ngiketin
rasanya, dia dan Isyana tak membuat masa