icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Teman Tapi Bercinta

Bab 2 Chapter 2. SEMAKIN BERGAIRAH

Jumlah Kata:1275    |    Dirilis Pada: 14/09/2024

sementara Thalia ma

gue hirup dan jilat. Kontol gue yang berada di antara dua belah daging bokong sekalnya semakin kencang. Dari belakang, kepala

sangan gue di putingnya. Gue menciumi pundaknya sambil terus meraba-raba teteknya yang besar. Mulut gue menggeram-geram gemas. Nggak tahan. Gue memijat-mijat lembut susunya, pinggulnya, meremas-remas bokongnya. Semua gue lakukan dengan pelan, takut

ibikin pusing sam

nis gue udah mengintip dari balik karet boxer, lengkap dengan cairan precum beningnya. Nekat, gue ngelepasin kait bra Thalia di punggungnya. Gue bikin dia tengkurap dan gue jel

, dibeginiin m

g mancungnya. Thalia mengorok kencang gara-gara jalan napasnya gue sum

ah ngeliatnya. Gue merunduk mengecup tengkuknya setelah rambut panjangnya gue singkap. Lengan gue menelungkup tubuhnya dan menangkup dua gunungan daging padat Thalia dengan tangan gue. Gue pijat-pijat dal

i bokongnya, bikin penis gue

a semprotin ke nadi lehernya, tapi gue suka. Darah gue menggelegak. Bulu kuduk gue meremang. Gue semakin nggak tahan dan nggak tahu gi

ue ngga

n liur gue hampir menetes. Napas gue tertahan. Anjing. Cantik banget. Maksud gue... gue selalu tahu Thalia cantik, tapi gue nggak pernah nyadar dia semempesona ini. Paras tidurnya benar-benar tenang dan pasrah, sepe

gesek pentil gue, syaraf-syaraf gue bagaikan tersengat aliran listrik. Di bawah sana, batang gue terpijat nyaman oleh lipatan kecil kewanitaan Thalia yang terasa lembab da hangat meski masih terbungkus

an? Gue mandangin wajahnya tak percaya, ada keinginan buat ngebangunin dia supaya gue bisa melihat bola mata kecokelatannya yang

iap melompat, tapi... begitu gue lihat Thalia membusungkan dada dan memindah letak tangannya ke atas kepala, menarik bua

ck!" ma

mengawasi kalau-kalau Thalia terusik. Namun, dia hanya meggelinjang kecil ngerespon jilatan lidah gue yang mengusap sekitar putingnya yang makin mancung. Gue menjepit puting itu dengan bibir gue dan menariknya, lalu melepasnya, mengisap, lalu mengulumnya. Thalia mengerang. Aroma susunya merebak memenuhi hidung gue,

kannya dengan hati-hati, tapi karena Thalia masih diam saja seperti orang mati, gue pun nekat menyedot dan mengisap kencang. Kelembutan Thalia di mulut gue membuat gue gila. Darah gue mendidih dan mengalir deras ke satu ti

u dengan rakus k

bisa ngerasain betapa basah inti diri Thalia itu. Gue menekan-nekan dengan lembut, sesekali gue gesekin batang gue yang sudah nggak terbungkus boxer karena bend

ngin cepat-cepat meng

aluannya, aroma itu semakin kuat. Tengkuk gue meremang. Kulit gue panas, pembuluh darah gue melebar. Gue selipin jari

gue untuk mencicipi keintiman Thalia begitu besar. Gue berlutut, tangan gue terus menarik turun

menelanj

kit pubis tipis dibiarkannya tumbuh, tapi nggak liar. Di balik lipatan pipi vaginanya, lapisan-lapisan basah itu berkilauan ditimpa cahaya lampu, lengkap dengan bi

gue

lut dan gue teguk sebelum

rbakar

g gue, liang T

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka