icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PUSAKA YANG HILANG

Bab 5 Tanda-tanda Kutukan

Jumlah Kata:1805    |    Dirilis Pada: 11/09/2024

lihat bergerak di balik bayang-bayang. Arga merasakan kegelisahan yang semakin berat di dadanya. Sejak hilangnya Raka dan pertemuan mereka di

ka, dan suasana di luar semakin mencekam. Penduduk desa yang biasanya ramah sekarang menatap mereka dengan kecurigaan dan ketakutan. Des

n mereka. Semua yang ter

erlihat jelas. Dia berjalan ke arah Arga dengan langkah berat, lalu duduk di

tkan kening.

lam hutan, sama seperti kemarin. Tapi di mimpi itu, dia tidak diam. Dia berjalan ke arah

pi bergetar. Arga merasakan hal yang sama dalam dirinya. "Kita semua

mimpi. Semalam, aku melihat bayangan di kamarku. Bayangan hitam yang melayang di dekat j

arena kurang tidur. "Aku juga mimpi buruk," katanya langsung, tanpa basa-basi. "Aku mimpi kita semua terperangkap di situs penggal

yangan aneh... Semua ini bukan sekadar kebetulan. Apa yang mereka lepaskan dari peti itu kini mulai men

kerja," gumam Arga akhirnya

akukan sesuatu," kata Yanto, suaranya hampir memohon. "Kita tidak bisa terus seperti ini

duk desa. Pak Sukro, yang selalu terlihat bijak dan tenang, tampak semakin khawatir. Di pa

warung kopi ketika Arga berjalan melewatinya. "Mereka te

sa lalu," sahut yang lain, "tapi mereka tidak

ambil di desa terasa berat, seolah setiap mata mengawasinya dengan ketakutan dan keben

Tubuhnya demam tinggi, dan dia mengigau tentang bayangan hitam yang mengikuti setiap gerakannya. Pak Andri juga sempat membantu

ang wanita di pasar. "Itu pasti karena

am. Setiap hari, orang-orang mulai menjauh dari tim Arga. Bahkan, pemilik penginapan mulai

emakin mencekam membawa tanda-tanda lebih jelas bahwa kutukan ini nyata. D

gin di luar jendela, tapi semakin lama suara itu semakin jelas. Sebuah bahasa yang tidak dia mengerti, n

leh ke arah jendela kamarnya dan terkejut melihat sesuatu. Bayangan hitam,

yangan itu hilang. Namun, semakin dia mendekat, semakin jelas kab

esak. "Ini nyata," bisiknya pada dirinya

dalah ancaman yang hidup, yang mengintai mereka semua. Jika mereka tidak segera menemukan cara

umpul kembali. Wajah mereka semakin pucat, t

a harus kembali ke situs penggalian, menemukan petunjuk yan

ipun terlihat ragu. "

arik napas dalam-dalam. "Jika kita gagal... mak

pasti: mereka tidak akan mundur. Ini adalah pertempuran melawan kekuatan yang lebi

n. Mereka merasa bahwa satu-satunya harapan untuk menyelamatkan Raka, dan mungkin menyelama

p cahaya matahari, dan angin berdesir dengan suara yang lebih melengking, membuat bulu kuduk berdiri. Tidak ada lagi aktivitas di sekitar situs, s

tu, semakin baik," kata Arga, ber

an ukiran-ukiran misterius masih berada di tempat yang sama seperti sebelumnya, tampak menunggu mereka. Ukiran-uki

nuh keheranan dan kekhawatiran. "Atau mungkin...

neh, seperti karakter dari bahasa yang tidak mereka kenal. Tapi ada sesuatu yang lain yang menarik per

mencoba menyentuhnya. Namun, sebelum ta

a dengan nada serius. "Kita belum tah

iran dan simbol di batu tersebut dengan harapan bisa menganalisisnya lebih lanjut nanti. Namun, saat dia memegang kamera,

ng berada sedikit di belakangnya.

dan menuju keluar dari situs. Jejak-jejak itu tampak baru, seperti

i?" tanya Yanto dengan ketakutan

kaki itu. "Ini tidak masuk akal

ama seperti Raka menghilang. Tanpa ragu, Arga

elewati kabut yang semakin tebal, menyusuri jejak kaki yang menuju ke dalam hutan. Suara bisikan samar

eka tidak tahu ke mana ini semua akan membawa mereka. Setelah berjalan beberapa menit, mereka

, ada sesuatu

a itu, berdiri sosok

gan suara penuh harap

a mendekat, Arga menar

rikan. Kabut hitam yang melingkupi tubuhnya lebih pekat, bergerak seperti bayangan yang hidup. Matan

ik Yanto, suara ketaku

a-dia seperti didorong oleh kekuatan yang tak terlihat, langkah

nya?" tanya Yuni, kini

kel yang menjulur ke arah mereka. Arga mundur, menahan nap

dari sini," kata Ar

endekat. Gerakannya semakin cepat, dan kabut hi

dari balik hutan. Itu adalah Pak Sukro, berdiri di tepi hutan dengan sebuah b

ergetar. Suara bel itu bergema, membuat kabut itu tampak terguncang. Raka berhenti sejenak, seolah

kemari!" ter

Saat mereka mendekat, kabut hitam di sekitar Raka memuda

emakin kuat, dan bel ini hanya bisa menahannya sementara. Kita harus segera menemukan cara

uhnya lemah dan terkulai. Mimpi buruk itu semak

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka