PUSAKA YANG HILANG
aka, dan Yanto-merasakan kegelisahan yang sama, meskipun tidak ada yang berani mengungkapkannya dengan kata-kata. Arga, yang memimpi
kan, mereka menemukan sebuah batu besar, berwarna gelap, hampir hitam. Batu itu terukir dengan simbol-simbol kuno yang tidak dikenali oleh Arga ata
wa. Harapan menemukan harta karun atau benda be
Simbol-simbol yang ada di permukaannya tampak seperti bentuk tulisan kuno, tetapi tidak menyer
kinan. "Ini adalah sesuatu yang lebih. Mungkin kunci da
an menatap batu itu dengan lebih dekat. "Apa yang te
batu yang dingin, sebuah getaran aneh merambat melalui tubuhnya. Hawa dingin yang sangat menusuk tiba-tiba menyelimutinya, seola
. Semua orang merasakan perubahan udara yang me
suatu yang lebih dari sekadar ukiran kuno di sini. Batu ini... hidup." Dia tidak tahu kenapa dia m
dan lagi-lagi, hawa dingin yang sama menyelimuti ruangan. "Ini tidak masuk akal," katanya sambil menarik
Yanto, berusaha mencari penjelasan logis. "Mungkin
mistis, bukan ilmiah. Pikirannya kembali pada peringatan Pak Sukro tentang kutukan dan malapetaka. Mungkinkah batu ini adalah
usul Raka, meskipun nadanya terdengar cemas. "Mungkin k
akhirnya. "Kita akan memulai analisis simbol-simbol ini. Yuni, kau bisa mengambil gambar dan mencoba membandingkannya dengan
ekspresi di wajahnya tetap menunjukkan ketakutan. "Aku tid
aka. "Seolah ada sesuatu yang te
dirinya bahwa mereka hanya berhadapan dengan benda arkeologi biasa. Namun, setiap
Semua orang langsung terdiam, jantung mereka berdetak lebih cepat. Lampu terus berkedip
i dalam hatinya, dia tahu ada sesuatu yang lebih dari sekadar gangguan teknis. Kegelapan yang kini menyelim
ya bisa mencapai sudut, mereka mendengar bisikan samar, seolah datang dari setiap arah. Bisikan itu bukan dalam bahasa ya
tangannya gemetar. "Kal
an selain mereka dan batu itu. Dia menelan ludah, hatinya semakin
cepat. "Ini nyata, Pak.
mereka. Arga mengambil keputusan cepat. "Kita ha
Cahaya biru aneh merembes keluar dari ukiran-ukiran di permukaannya, menerangi ruangan dengan suasana yang lebih menakutkan. Ca
semua menyadari, bahwa mereka tidak hanya menemukan artefak kuno. Mereka telah membangunkan sesuatu-sesu
ng menggema di seluruh ruangan. Batu itu, artefak yang mereka temukan, bukan hanya sekada
kan cahaya biru dingin. Suara bisikan yang tadinya samar kini berubah menjadi tawa, seolah-o
uaranya nyaris tersedak ketakutan. "Kita
gelombang energi yang tidak terlihat, tapi dapat dirasakan. Sebuah dorongan tak kasat mata melemparkan Arga mund
a bisa mendekat, lampu di seluruh laboratorium tiba-tiba menyala ke
ak lagi bersinar, dan tawa aneh itu menghilang, lenyap begitu saja seperti angin yang tiba-tiba
i, matanya masih menatap peti dan batu misterius itu dengan perasaan tak mene
a... kita harus mempelajari lebih lanjut tentang ini. Tapi tidak sekarang. Kita harus menc
melirik batu itu, kemudian menoleh ke Arga. "Mungkin kita harus mendengarkan Pak
"ini adalah penemuan besar. Jika kita bisa memahami apa yang terjadi, kita bisa membuka mis
"Arga, aku serius... kita tidak bisa main-main dengan hal sepert
embantah, dalam hatinya dia tahu Raka mungkin benar. Hawa dingin yang menyebar, bisikan tak terlihat, dan
ncoba bersikap lebih logis. "Mungkin kita bisa menemukan jawabannya di p
k Sukro lagi?" tanya Yanto, yang jelas-jelas sud
tkannya. Mungkin dia memang seharusnya mendengarkan peringatan itu dari awal. Tapi sekarang
ata Arga akhirnya. "Mungkin dia tahu lebih ban
ripada yang mereka bayangkan. Sebelum meninggalkan laboratorium, Arga memerintahkan agar peti itu ditutup dan diku
ya. Angin malam berhembus pelan, membawa keheningan yang menyesakkan. Jalanan desa yang tadinya
nya tidak akan pernah sama lagi, karena dia tahu, apa pun yang tel
ngan bergerak. Bisikan dari kegelapan mulai terdengar kembali, semakin keras, semakin jelas, seolah-olah sesuatu bar
menunggu untuk men
ambu