JEJAK PEMBUNUHAN BERRANTAI
kan udara lembap yang menyesakkan. Arga memarkir mobilnya di tepi jalan, tepat di depan garis polisi yang mengelilingi sebuah ruma
r di benaknya. Setiap langkah membawa kembali ingatan-ingatan kelam tentang kasus-kasus yang pernah ia tangani,
memberi hormat. "Pak Arga, TKP sudah diama
ya kuning dari lampu-lampu forensik memancar dari dalam rumah, menciptakan bayangan panjang
elas. Sebuah lingkaran sempurna tergores di dadanya, lambang yang tak pernah Arga lupakan. Lingkaran itu adalah tanda khas Sang Ba
alu, seolah pembunuh ini tidak sekadar membunuh, tetapi melukis sebuah pesan. Darah sudah mengering di
erdengar dari belakang. "Waktu kematian diperkirakan terjadi sekitar tengah malam. Tidak ad
aran itu. "Lingkarannya...
alam hingga mematikan. Sepertinya, ini dilakukan setelah korb
h pesan. Pesan untuknya. Sang Bayangan tahu bahwa ia akan terlibat lag
derung meninggalkan lebih banyak petunjuk. Tapi dia sangat rapi. Tida
an tipe yang meninggalkan kesalahan. Setiap pembunuhan
Sesuatu yang tersembunyi di balik pola itu, namun ia belum bisa memahaminya sepenuhnya. Jika
sekeliling dengan teliti. "Apakah ada sesuatu ya
anda pencurian. Sepertinya ini murn
yangan tidak pernah membunuh hanya untuk membunuh. Dia selalu punya alasan, dan alasan itu
lantai dekat meja. Sebuah amplop. Dia membungkuk untuk mengambilnya, lalu membukanya
ni baru permulaan. Kita
gkahnya. Ini bukan hanya sekadar pembunuhan acak-ini adalah permain
ebak dalam permainan yang tak pernah bisa ia menangkan. Sang Bayangan bukan hanya pembunuh, dia adalah ars
rnya, nadanya tegas. "Dia tidak akan berhenti di
an kekhawatiran yang semakin dalam. "Apa
nuh rahasia. "Kita harus. Karena kali ini, ini bukan hanya soal menangkap pem
elingkupi TKP itu. Dan Arga tahu, semakin dalam ia terlibat dalam
an-bayangan yang terus bergerak, menambah perasaan tak nyaman yang semakin mengakar di dalam diri Arga. Setiap tetes hujan yang jatuh, setiap de
a Raka. "Pastikan kau analisis ini. Aku ingin tahu apakah ada sidik jari atau jeja
ihat ketegangan di wajahnya. "Ini
a datar. "Permainan ini selalu berbeda. Dia tidak hanya membunuh untuk kepuasan atau m
yang dipenuhi semangat untuk menegakkan keadilan. Tapi kegagalan untuk menangkap Sang Bayangan telah mengubahnya. Obsesi untuk
ih mengganggu Arga adalah fakta bahwa kali ini, Sang Bayangan memilih untuk bermain lebih dekat, lebih personal. Pesan itu jelas d
melewati pintu. Udara malam yang dingin terasa menyakitkan di kulitnya, namun itu tidak menggang
us ini lebih besar daripada apa yang tampak di permukaan, dan semakin banyak dia menggali, sem
ma yang muncul adalah Tio, seorang analis forensik yang sudah lama bekerja deng
dia mengangkat telepon
i," suara Tio terdengar tenang namun
hanya membunuh. Dia meninggalkan pesan untukku. Aku merasa
mencoba mencerna informasi itu. "Aku bisa ba
la yang kita lewatkan dua puluh tahun lalu. Aku yakin ada sesua
u akan mulai dari sekarang. Ki
kembali ke masa-masa ketika ia terobsesi dengan kasus ini, ketika ia menghabiskan malam demi malam memikirkan bag
enghantam atap mobil. Dia menatap lurus ke depan, matanya tajam menatap jalan yang gelap. Di
dia tidak hanya ingin meneror kota-di
i bayangan kelam yang terus membuntutinya. Di bawah hujan yang semakin deras, dia tahu satu hal yang pasti: ini bukan hanya soal menangkap
ambu