JEJAK PEMBUNUHAN BERRANTAI
kecil di kejauhan menciptakan harmoni yang membuat Detektif Arga Surya merasa damai untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun. Sejak memutuskan mengambil cuti panjang, Arga men
annya, sementara pandangannya terpaku pada lembah yang terhampar di depan matanya. Selama berminggu-minggu, ia mencoba melu
merasakan ada sesuatu yang salah. Ia tidak memberikan nomor ini kepada siapa pun kecuali orang-o
Rani terdengar dari ujung telepon. Tidak ada sapaa
g kegelisahan yang merayap di benaknya.
hu kau masih ingat soal 'Sang
i yang tak pernah tertangkap, dengan modus operandi yang sangat khas-mutilasi korban secara sistematis, meninggalkan tanda berbentuk lingkaran sempurna di tubuh
pir seperti gumaman. "Tidak mungkin... dia menghilang
la pembunuhan yang sama muncul lagi. Tanda lingkaran itu ada. Dan korban tera
i pikirannya. Dia telah menghabiskan bertahun-tahun mencoba memahami pola pikiran "Sang Bayangan", mengurai petunjuk demi petunjuk, hanya unt
" lanjut Komandan Rani. "Kita
alu telah sirna, digantikan oleh ketegangan yang membara di dadanya. Dia tahu, di dalam hatinya, bahwa ia tak bisa lar
ab Arga akhirnya, dengan nada bera
m itu, pikirannya melayang jauh ke dalam kegelapan. Ke sebuah waktu ketika ia terobsesi menangkap se
embali, dan dia membawa serta kenangan yang leb
berarti apa-apa. Sang Bayangan telah kembali. Dan dia harus menghada
ngan yang baru ia temukan kembali hilang, tergantikan oleh
yang padat. Di sepanjang perjalanan, pikiran Arga terus dipenuhi dengan kenangan masa lalu, memutar kembali potongan-potongan kasus yang pernah
lupakan kembali bermunculan, menghantuinya dengan kesalahan yang pernah ia buat-terutama kegagalannya menangkap Sang Bayangan. Pembunu
a semua terasa berbeda. Detektif-detektif muda berseliweran, sibuk dengan laporan mereka, sementara suara dering telepon dan diskusi serius menciptakan simfoni keheninga
egas dari sebelumnya, meski ada guratan lelah di wajahnya yang menunjukkan betapa berat beban
an sebuah map tebal. "Ini semua data dari TKP terbaru. Aku i
tan tajam, tergeletak di sebuah ruangan dengan lambang lingkaran yang digoreskan di dadanya. Mata Arga terhenti pada detail lambang itu-lingkaran yang be
a Arga, nadanya p
ternyata dia terhubung dengan salah satu korban dari pembunuhan dua puluh tahun lalu," jelas Rani sambil menghela napas berat. "Nam
ng sulit dipahami namun selalu ada. Pembunuh ini bukan hanya memilih korbannya secara acak. I
a membunuh demi kepuasan, tapi juga karena ada tujuan. Setiap korban terikat dengan masa lalu yang
ni lebih dari sekedar pola lama. Ada sesuatu yang berbeda kal
ah tegang Rani dengan keb
P. Ini bukan dari pembunuh, tapi dari korban. Korban ini sedang menyelidiki sesuatu-sesuatu yan
harusnya tidak ada hubungannya. Ayahnya, seorang mantan perwira militer, tewas dalam kecelakaan misterius bertahun-tahun yang lalu. A
tanya berkilat penuh emosi. "Apa hu
dengan apa yang mereka temukan. "Tapi sepertinya pembunuh ini sengaja membangkitkan luka
n bukan hanya kembali untuk menyelesaikan apa yang ia mulai dua puluh tahun lalu. Kali ini, ia mengejar sesuat
encanamu?"
i bergejolak. "Aku akan mulai dari sini," katanya akhirnya. "Aku akan mencari tahu apa yang
kungmu, Arga. Tapi hati-hati. Pembunu
i ia telah memilih Arga sebagai bagian dari permainannya. Tapi kali ini, Arga ber
anyaan besar muncul: apa yang sebena
ambu