CINTA DAN AMBISI
sar, membanjiri ruangan dengan sinar emas, namun suasananya dipenuhi oleh atmosfer yang jauh dari hangat. Di sekitar meja pertemuan yang
pilan rapi dan percaya diri, duduk dengan postur tegap. Dengan rambut hitam yang ter
sangat berbakat dan ambisius di firma ini. Dia mengam
arkan kecerdasan serta kepercayaan diri. Bella baru-baru ini bergabung dengan firma ini, tetapi kehadirannya telah menyita perhatian banyak orang dengan pencapaian d
ngan. Suaranya yang berat dan berwibawa mengisi ruangan. "Hari ini, kita akan membahas siapa yang akan dipilih sebaga
tajam. "Ini akan menjadi persaingan yang
begitu, kan?" jawabnya, tidak mengalihkan pandangannya dar
alan. Kasus ini akan menjadi penentu dalam keputusan kami. Kalian harus membukti
hwa persaingan ini bukan hanya tentang memenangkan kasus, tetapi juga tentan
mpresentasikan argumen dan strategi mereka dengan cara yang sangat profesional, tetapi tidak ada yang bisa menyembunyikan ketegangan ya
perasaan yang bertolak belakang. Alex merasa bahwa Bella merupakan ancaman serius bagi ambisinya,
memandang Bella dengan tatapan tajam. "Semoga kamu siap, Bella. Ini bukan ha
ir, Alex. Saya tidak pernah mundur dari tantangan.
antara ketegangan dan ekspektasi. Pertarungan mereka baru saja dimulai, dan kedua pengacara
ridor kantor terasa sangat berbeda dari ketegangan di dalam ruangan. Di luar, beberapa rekan kerja m
ngnya. "Kamu benar-benar yakin bisa mengalahkan saya?" tanyanya den
"Kalau tidak yakin, aku tidak akan ada di sini," jawabnya te
ella mengikuti di belakangnya. Di dalam lift, suasana menj
anyanya sambil menekan tombol lantai. "Kamu
a tahu, persaingan ini bukan hanya tentang siapa yang lebih baik dalam kasus in
nya. "Tapi kadang-kadang, kita harus bermain ker
an jika bermain keras berarti memperjuan
ex melangkah keluar terlebih dahulu. Dia menoleh untuk melihat Bella satu
sa lebih percaya diri
gi dan persiapan untuk kasus yang akan datang. Dia tahu bahwa kemenangan bukan hanya tentang menjawab pertanyaan d
pekerjaan menyiapkan dokumen untuk kasus tersebut. Walaupun dia merasa percaya diri, dia tahu dia t
lisis rincian kasus. Di meja lain, Bella duduk bersama beberapa reka
da, keduanya bisa merasakan adanya pengam
" tanya salah satu rekan kerja Bella, penas
a diri. "Aku selalu siap untuk tantangan. Da
bagaimana Bella berinteraksi dengan rekan-rekannya, dan bagaimana dia tampak begitu tenang meskipu
lagi di lorong menuju lift. Mereka saling melemparkan tat
lex dengan nada yang sedikit l
tetapi ada senyum tipis di wajahnya. "Sel
dan mereka keluar, masing-masing dengan pikira
ambu