RAHASIA PERPUSTAKAAN KOTA
adalah permulaan dari sesuatu yang jauh dari kebiasaan. Setelah malam yang panjang me
a yang harus dipecahkan. Tulisannya berupa puimbaran waktu y
ngan kata-ka
di antara tian
ak pintu yang
kata-kata yang terikat? Tiang pengetahuan? Dia yakin ini adalah petunju
a yang jarang disentuh, berharap menemukan petunjuk lebih lanjut. Setelah beberapa jam m
pustakaan. Rak itu dipenuhi dengan koleksi ensiklopedia tua yang sudah berdebu, yang jarang sekali dipinjam oleh pengun
in-lebih tua dan sedikit lebih aus. Dengan hati-hati, Aria menarik buku itu dari rak. Ketika dia membukanya, ada s
ni pasti kunci yang disebutkan dalam teka-teki. Namun, untuk apa k
an yang biasanya damai tiba-tiba terasa berubah. Ada keheningan yang aneh, hamp
lain perpustakaan. Aria tersentak dan bergegas menuju sumber suara. Di sana, dia menemuk
nya Aria, sua
ni, menunjuk ke arah salah satu lorong rak buku. Aria mengikuti pandang
Nani dengan suara serak.
stakawan senior. Matanya terbuka, tapi tidak ada kehidupan di dalamnya. Wajahnya tampak pucat
ercaya bahwa seseorang bisa meninggal begitu
n area sekitarnya, mereka tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau penyebab yang jelas dari kemati
mungkin bukan kebetulan. Apakah ada kaitan antara kematian ini dengan buku misterius ya
jadi. Rasa takut mulai merayapi dirinya, namun ia tahu bahwa mundur bukanlah pilihan. Terlalu banyak mist
mpaknya semakin dekat. Sesuatu yang gelap dan berbahaya tampaknya mengintai di balik bayang-bayan
ng menyelimuti perpustakaan. Di sekitar, rekan-rekan pustakawan tampak kebingungan, berbisik pelan satu sama lain. Suar
kembali ke teka-teki yang belum terpecahkan. Apakah kematian Pak Johan berhubungan de
isa berlama-lama di tempat kejadian tanpa menimbulkan kecurigaan. Aria mengunci tatapannya dengan Rin
di? Bagaimana ini bis
di tenggorokan. "Aku tidak tahu. Tapi aku merasa
gan serius. "Kau masi
ya, dan aku rasa aku tahu
il memandu Rina menuju salah satu area yang jarang dikunjungi, sebuah ruangan kecil di belakang perpustakaan yang dikenal sebagai
bisik Aria, tatapannya menyapu dinding ruangan. "Tapi ak
ngan cemas. "Dan kau pikir
u menyebutkan 'pintu yang tak terlihat.' Jika pintu itu
tu-hampir tak terlihat, terselip di antara rak-rak buku lama. Dengan hati-hati, ia mendekat da
l
bergeser, memperlihatkan sebuah pintu tersembunyi yang tak pernah mereka duga sebelumnya.
n sesuatu," bisik Rina, su
pikiran tentang kematian Pak Johan kembali menghantui. Jika ini adalah tempat yang tersembunyi begitu
dalam, lalu mendorong pintu itu dengan perlahan. Pintu itu terbuka dengan suara berderit
erasa ini terlalu berbahaya," kata
waspada. "Aku sudah bilang, Aria. Aku tidak ak
eka. Lorong itu gelap dan dingin, dengan udara lembap yang menyelimuti. Dinding-dinding batu di sek
ta ini penuh dengan pengkhianatan dan darah." Apa pun yang menanti mereka di ujung lorong ini, ia tah
ia satu-satunya penuntun mereka. Namun, di tengah kegelapan it
k terdengar, tapi jelas b
sini," bisik Rina ddengan hati-hati. Teka-teki pertama telah membawa mereka ke
sam