icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Night Flower

Bab 5 Luka di dada, kecup di bibir

Jumlah Kata:1455    |    Dirilis Pada: 10/09/2024

terbuka. Mimpi Audy berakhir, dia bangun dari tidur singkatnya. Padahal tadi

ban

menelisik lewat jendela. Di sampingnya, Raisa tersenyum teduh menunggu nyawa adikny

malem aku ketiduran setela

a sukai adalah membangunkan gadis itu di pagi hari, lalu mendengar satu dua kalimat dengan s

lau ngerjain tugas jangan sampai malem-malem. Sore aja

Kak

gan begadang. Sampai Audy bahkan lebih menghapalnya ketimbang materi yang gurunya

aku mau mandi. Nan

ak peduli. Dan malah menggenggam erat tangannya, menolak diusir. Padahal s

mandi

i Audy. "Kakak! Aku hitung sampai tiga, ka

luk tubuh Audy erat. "Yaudah bolos aja. Hari i

ang dan setuju mendengarnya. Kakak satu-satunya ini memang lain dari

ak i

sa, terus merengek seperti anak kecil. Raisa tertawa melihatnya bertin

k bantu ke ka

Lalu dia mendorong kursi roda itu menuju kamar mandi. Setelahnya Raisa memindahkan Audy dari kursi roda ke kursi kayu dalam

ntuk menyiapkan sarapan. Untuk hari ini hanya ada setangkup roti d

hari sudah berganti. Dan matahari bahkan sudah mengintip untuk bersiap menggantikan tu

rkena panas dari alat itu menggugah nafsu makannya. Dia berdiri diam d

cang buat gue," gumamnya, s

kegiatan pagi ini, tapi adiknya harus berangkat ke sekolah. Kecuali kalau Audy mau d

teriakan Audy terdengar memanggil namanya. Itu artinya Audy sudah s

ari itu Raisa selalu berusaha pulang tepat waktu. Andai kalau dia harus bekerja di toko, pabrik, atau mungki

ak bisa dipungkiri, dia merasa ber

.

i!

ang datang. Giandra menunjukkan dua kantung keresek di

ergi ke dapur. Tak berselang lama Raisa kembali membawa dua gelas sirup

pandangan. "Belum

m, masih lu

li menjenguk saat Audy di rumah sakit. Tanpa sadar mereka mengenal satu sam

kanya, ternyata isinya adalah buah kemasan rapi. Bisa dipas

at seperti mall atau marketplace manapun akan menggunakan plastik bercap na

" Mengerti apa yang Raisa bingungkan,

ik dari toko

sinya. Rasa segar membasahi tenggorokannya yang kering. Tetapi bahkan sampai dia mengembal

nap

annya ke atas meja. Raisa bangkit berdiri, ganti duduk di dekat Giand

lagi. Dia bergeser mundur, me

an itu Raisa lontarkan setelah bebera

sar. "Rusak. Kenapa kamu t

bisa

edulikan pertanyaan Giandra. "Coba bu

pas pakaian. Dia reflek menatap pintu yang tertutup, lalu kembali

di deoan dada Giandra be

ria itu mengadu kesakitan. Dia meringis, bergeser makin menja

n Giandra, mendelik galak. "Aku pukulnya pelan,

geleng. "Ini

ndiri berusaha melepas kancing kemeja pria itu. Giandra terus m

ohon, tak ingin mneyerah

kancing kemejanya. Dia menyibak pakaiannya ke samping, membuat bagian depan badannya

dia meringis melihat warna m

ar dari kantor. Mereka n

et mungkin mengambil kotak P3K. Setelah ketemu, Raisa kembali duduk di depan Gi

k bawa bodyg

i Giandra?" candanya, yang langsu

i luka Giandra dengan kapas yang telah dia beri alkohol, tangan Raisa be

nai luka Giandra. Beberapa titik keringat membasahi keningnya. Bahkan setelah m

s di genggaman perempuan itu, lalu dia tempelkan perlahan di lukanya

bahkan nggak bisa

um kecil. "Kamu

nyanya, tak sejalan

entu me

uk bisa obatin luka. Cukup tahu ca

watiran di matanya. "Emang apa? Ca

oleh darahnya ke dalam sebuah plastik bening. Kembali dia membaw

angsung menyilangkan tangan di depan dada

nunjukkan raut kemenangan pada Raisa yang sedikit terkejut. Luka di dadanya

ka

sesapan. Tangan besar Giandra melingkari pinggang ramping Raisa, menarik tubuh itu

eka berdu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka