icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sang Penebar Benih

Sang Penebar Benih

Penulis: SinarLED
icon

Bab 1 Part 1

Jumlah Kata:1190    |    Dirilis Pada: 29/08/2024

patku sambil menutup l

kerja bahwa aku belum bisa diterima bekerja di perusahaan itu. Entah sudah berapa banyak surat lamaran dan entah berapa banyak perus

ahal semuanya sudah terpenuhi, mulai dari persyaratan hingga

kota kecil di bagian timur pulau Kalimantan. Tapi saat ini aku sedang berada di kota pahlawan untuk kuliah dan bekerja. Setidaknya beg

ar bisa menjamin diriku di masa depan nanti. Namun nyatanya, IPK yang tinggi dan nilai yang bagus tak menjamin semuanya. Aku masih menganggur sampai saat ini meski sudah melamar ke berbagai

ku masih mengandalkan kiriman bulanan dari orangtuaku. Sungguh memalukan sekali. Sudah lulus kuliah bukannya kerja malah jad

dari kamar lalu melangkah menuju ke teras. Tak lupa aku menyambar

amun. Aku memikirkan harus berbuat apa ke depannya. Sejenak aku berpikir, apakah hidupku akan begini-begini

miliknya. Jelas langsung kutolak tawaran dari ayahku itu. Bukannya gengsi, aku ingin sukses dengan usahaku sendiri. Yah, meskipun keliha

seorang yang mana dia adalah tetangga kontrakanku. A

elamun. Ngga elok (pamali)

asku singkat de

aku tak tahu nama aslinya. Dia adalah seorang ibu rumah tangga beranak satu yang usianya 30 tahun. Suaminya yang bernama Mas Jono, adalah seo

n sendiri?" Tanya Mbak Sri sembari ber

an. Capek mbak nganggur terus

a mikirin aku," balasnya

Mbak Sri, nanti bisa-bisa

gga sayang sama aku lagi. Buktinya tiap pulang a

hal dari penilaianku, Mbak Sri masih terhitung lumayan cantik. A

ang agak nungging itu bisa membuat siapapun lelaki, termasuk diriku pasti akan tert

titik kecil yang mencuat di dadanya karena mataku langsung tertuju kesitu. Sudah bisa dipastikan kalau ia

nggal mancing. Daripada ditingg

tuh kasih sayang mas. Masak ti

ng bisa ngobrol baik-baik Mb

epat. Bagian OB sih. Mas Rudi mau ngga. Kalo mau aku kasih nomornya. G

Namun aku kembali teringat dengan tujuan awalku yang paling mendasar, yaitu sukses dengan tanganku sendiri. Mungkin saja info

u mau. Siniin no

balas Mbak Sri sembari bangkit dari tempat du

elah kucek, Mbak Sri mengirimkan sebuah pesan vi

" Tanya Mbak Sri dari de

Makasih ya

a nanti jangan lupa traktirannya

asti ada traktiran. Kalo ak

loh jangan ngintip," godanya sambil ter

suk, aku pun juga memutuskan untuk masuk ke kontraka

mendapat nomor dari Mbak Sri tadi, aku langsung mengirim pesan

telpon dari nomor yang ku WA tadi. Tanpa b

engar suara yang begitu le

aya dapat info kalo ada lowongan untuk

lamarannya ya. Nanti bilang saja mau ketemu Pak Bendi un

ang. Terima kasih ya Bu. Maaf kalo saya men

ga apa-

u saya permi

I

a-lama, aku langsung mempersiapkan segala keperluanku untuk esok ha

tidur. Tak lupa, aku juga menyetel alar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka