Dear Anna
k, tapi Anna sudah tak lagi merasakan kesedihan yang dulu sering menghantui setiap kali dia harus mengurus semuanya sendirian. Brian tidak
ri di tepi jalan, menunggu taksi online yang ia pesan datang menjemput. Kaffa yang berada di sampingnya, memegang
yang masih menoleh ke arah jalan, tiba-tiba merasakan ada yang hilang di sisinya. Ia ber
il Alphard melaju kencang menuju ke arahnya. Waktu seakan melambat, dan suara klakson yang memekakkan telinga membuat An
a! Awas, say
a, jantungnya berdetak kencang, hampir keluar dari dadanya. Semua harapan dan cinta yang ia miliki
memekakkan telinga menggema, membuat orang-orang di sekitar rumah sakit berbalik kaget, mencari tahu sumber keributan.
gkok di tempat, tubuhnya gemetar ketakutan. Anna berlari sekuat tenaga, matanya d
an pernah melepaskannya lagi. Dia bisa merasakan tubuh kecil Kaffa yang gemetar di dalam pelukann
sini... Semuanya sudah aman sekarang. J
rus membisikkan kata-kata menenangkan, mengelus kepala putranya dengan penuh kasih sayang, mencoba menenangkan dirinya juga yang masih diliputi ketakutan. Se
i mobil dengan wajah lelah dan kesal. Matanya menatap tajam ke arah Anna dan Kaffa yang masih berdiri di
nta maaf atas insiden yang hampir saja terjadi. Namun, sebelum kata-kata itu bisa keluar
bisa memeras aku dengan uang? Pikiranku udah sampai situ. Kej
ia itu begitu kasar dan tak berperasaan, membuat Anna merasa sangat terhina. Tapi sebelum dia bisa
pa lembar uang, lalu melemparkannya ke arah Anna. Uang-uang itu b
gkir dari jalanku. Jan
nya lurus pada pria itu, penuh kemarahan dan rasa hina. Melihat
itu meraih lengan Anna dan Kaffa, men
u bergerak, biar aku
ntakan kasar pria itu membuat Kaffa terhuyung, hampir jatuh. Anna langsung men
ali ke mobilnya, meninggalkan Anna yang masih menggenggam erat ta
rea rumah sakit. Saga keluar dari mobil, wajahnya masih dipenuhi dengan kelelahan dan frustrasi.
dokter syaraf, menyambut Saga deng
suk saja,
ursi yang disediakan, melepas dasinya den
ekarang juga. Ini sudah ngg
, menatap sahabatnya itu dengan
mbarangan kasih obat penenang. Apa
kesal, merasa t
endiri aku butuh itu. Ha
nya, mencoba meredakan ketegangan Saga
ngan serius, suaranya lebih
ea meninggalkanmu, kamu mau mer
ras. Sorot matanya yang semula marah
Rea. Ini tentang semuanya
njang, masih memandang sahaba
Kamu harus menemukan cara lain untuk menghadapinya,
gejolak emosi yang mulai membanjiri dirinya. Ta