icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Beri Kami Rumah

Bab 5 Kencan Pertama

Jumlah Kata:1152    |    Dirilis Pada: 13/08/2024

nya untuk mempersunting aku ternyata tidak main-main. Sebelumnya aku mengira dia tidak akan berani men

g sama aku, ayo pulangl

ini aku pula

campur aduk. Aku bisa melihatnya dengan nyata, duduk di depanku, tidak lagi di layar ponsel. Tubuhnya yang sedikit berisi, kulitnya sawo matang dan lesung yang hanya ada di pipi kanannya sebagai penanda bahwa dia adalah Giyung.

apanya

awabku

r cantik" pujinya berusa

kasih. K

juga cantik?" t

. Kamu ju

gi ke Sembalun,

u mau

ertama dalam hidupku. Tidak seperti hari minggu sebelumnya, berkutat dengan tumpukan buku dan bermain ponsel di kamar seharian. Dan sat

ngkat lebih awal karena Sembalun jauh dan akan mene

O

*

n warna hijau dan aku padankan dengan jilbab berwarna milo. Outfit sederhana bagi aku yang tidak suka ribet. Aku tidak mengenakan jaket karena tubuhku sudah tahan banting dengan hawa dingin perjalanan. Saat masih kuliah dulu aku

aku segera menghampirinya. Penampilannya juga cukup sederhana, kaos oblon

anya menyuruhku n

sa aku meremehkan hawa dingin di gunung yang tidak pandang musim. Giyung sepertinya memperhatikan aku

inum kopi d

u tidak s

gat" paksanya. Akhirnya aku pasr

ada yang sarapan dan memakan cemilan lainnya seperti cilok. Sebagian dari mereka menggunakan ransel cam

inum apa?"

u aj

u, Bu" minta Giyung kepada seor

lain lagi?" tany

nya Giyung kepadaku. Ak

ungkus

am atau

uru-buru menimpali agar Gi

khusus disediakan untuk para pembeli. Pengalaman langka bagiku, menikmati suguhan makanan dan m

at mukamu pucat. Nih pake punyaku sa

dah terbiasa begini. Jangan khawatir" tolakku merasa

gak sara

sarapan. Sebelum berangkat, aku sem

n sekali

h butut, mesinnya tidak bisa dipaksakan di gas terus-menerus. Rem-nya juga tidak terlalu berfungsi. Terkadang orang yang berlalu lalang melihat kami dengan tatapan aneh dan iba. Sama sek

utan mengambil jalan. Pantas saja saat memasuki daerah ini, jalanan sangat padat dan macet. Sedangkan orang lokal bisa dibilang kalah banyak dengan mereka. Aku dan Giyung memutuskan untuk istirahat sejenak di salah satu

buah strawberry asli disin

nta sama susu

ng Ibu yang sedang menunggu barang dagangannya. Ibu itu me

antara kami berdua. Topik-topik yang aku susun semalam tidak manjur saat berpapasan dengannya langsung. Sebagai pengal

ang lewat Panta

an diatur sa

Mataram. Kami berhenti di warung bakso langganan ku saat kuliah dulu. Warung Bakso Pak Tejo adalalah pilihan untuk mengisi perut yang kero

ambisius. Aku menatap lekat sudut demi sudutnya, mengingat-ingat setiap cerita yang pernah aku lewati. Dulu ak

mberikan bingkisan buah dan sayuran yang kami beli di Sembalun. Aku membuat kesimpulan singkat bahwa kencan pertama ini masih belum berhasil merunt

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka