icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan Benci Cintaku, Ustadz

Bab 3 Pagi yang Terberat

Jumlah Kata:1010    |    Dirilis Pada: 31/07/2024

lahan, menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang masuk melalui tirai kamar yang sedikit te

ang menjemputnya di klub dan ayahnya yang tiba-tiba muncul di pintu rumah, dengan wajah penuh amarah. Kenanga

an Hadi masuk dengan langkah tegas. Wajahnya menun

arus bersiap-siap," ka

natap ayahnya dengan tatapan bingung.

nya. Kamu akan dipindahkan ke pesantren hari ini," jaw

yahnya dengan mata yang masih be

bersiap-siap. Pakailah pakaian yang pantas," potong Tu

n kamar, memberi Alina waktu untuk mencerna semua ini. Tak ada pilihan, piki

biasa dia kenakan: jeans ketat, atasan berpotongan rendah, dan gaun mini yang dia tahu tidak akan pernah diterima di

terbuka, kali ini ibunya yang masuk. Ny. Hadi melihat Alin

adi dengan nada mengejek. "Kamu pikir pesantren a

"Mama, aku nggak peduli apa yang mereka pik

kamar dan membuka pintunya, mengeluarkan sehelai gamis panjang dan jilbab yang serba te

Ny. Hadi, menyerahkan pak

nya dengan jijik. "Aku nggak ak

dengan sopan dan sesuai dengan norma yang benar," kata Ny. Hadi tegas. "Di pesantren, ini

"Mama benar-benar ingin mengubah aku jadi seperti mereka,

iplin dan tanggung jawab. Sesuatu yang kamu jelas-jelas t

iap detik terasa seperti hukuman baginya. Saat dia menatap dirinya sendiri di cermin, Alina hampir tak mengenali siapa yang dia lihat. Wajahnya yang biasany

dengan tatapan kosong. Ny. Hadi mengangguk puas melihat putrinya berpakaian sep

arang," kata Ny. Hadi, meskip

ia katakan, semuanya sudah ditentukan. Dengan hati yang berat, dia mengikuti

adi singkat. "Mobil sudah menunggu di

diparkir di depan rumah. Perjalanan menuju pesantren terasa seperti perjalanan menuju hukuman. Seti

enjadi pedesaan yang lebih sepi dan tenang. Di dalam kepalanya, Alina terus memikirkan apa yang akan terjadi padanya di tempat yang baru ini. Apakah bena

aduk. Tempat itu tampak begitu asing, dengan bangunan-bangunan yang tertata rapi dan suasana

gan nada tegas. "Kamu akan ti

, dan tidak percaya. "Kalian benar-benar serius mengirim aku ke sini?" su

awab Ny. Hadi, mencoba memberikan pengertian.

, kali ini dia tahu bahwa tak ada lagi jalan keluar. Semua pintu telah ter

pintu masuknya ke dunia yang baru. Di dalam hatinya, dia bersumpah bahwa dia tidak akan membi

ulai merasakan bahwa perubahan mungkin tak bisa dihindari, dan mungkin,

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka