Jangan Benci Cintaku, Ustadz
t terurai, dan pakaian serba mahal. Segala hal yang dimiliki Alina adalah impian ban
butan yang tiada henti. Di sekolah, dia dikenal sebagai pembuat onar, selalu memimpin kerumunan
a sudah menunggunya dengan wajah serius. Sang ayah, Tu
ntren," kata ayahnya dengan suar
gung. "Apa? Apa maksud Papa?" suaranya naik, menunjukkan kemarahan
ikut menimpali. "Kamu akan tinggal di pesant
a menyala marah. "Tidak, aku tidak mau! Aku tida
udah terlalu jauh. Kami sudah memberikanmu kebebasan terlalu banyak, dan lihat apa yang k
peduli! Aku bukan anak kecil lagi, aku bisa mengurus
anya tetap tegas. "Alina, ini demi kebaikanmu. Kamu butuh disiplin, ka
ak perlu itu. Yang aku butuhkan hanyalah kebebasan, dan
p ini bukan tentang apa yang kamu mau saja. Di pesantren, kamu a
anya bergantian. Air mata amarah menggenang di matanya, n
n pernah harap aku akan menjadi anak yang kalian inginkan." Alina lalu berbal
ini bisa mengubah Alina menjadi lebih baik. Namun, dalam
rasi dengan kenyataan yang harus dihadapinya. Selama ini, dia selalu bisa
s. "Tempat untuk para malaika
inya. Dia membayangkan seragam yang serba tertutup, aturan yang ketat, dan kehidupan yang mo
Dia merencanakan sesuatu dalam diam, sesuatu yang akan membuat orang tuanya menyesal mengirimnya
*
n besar dalam hidupnya, baik yang ia inginkan maupun yang tidak. Sebuah perjalanan