icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri pengganti Tuan Bramasta

Bab 4 Bram yang Aneh

Jumlah Kata:1267    |    Dirilis Pada: 25/07/2024

Pelita mengkerut, apa maksdunya dari ucapan lelaki itu baruan? Dia melar

p penuh tanya

ta itu meluncur d

h di universitas mahal tapi otak kamu tidak di gunakan dengan benar.

dengan semua perkataan Bram barusan. "Apa maksudnya Bang? Apa yang aku lakuka

in sedangkan kamu sudah punya suami? Apa kata

engan sosok lelaki yang sudah satu tahun ini menjadi suaminya. Bagaiaman bisa dia berkata seperti itu seda

nama Abang buruk, lagipula aku dan Bang

afli seperti tadi kamu pikir baik jika di lihat oleh ora

r ucapan Bram barusan yang seakan-akan di sini dirinya lah y

i, mengapa masi menjalin hubungan dengan Kak Anggun."Akhirnya kalimat itu keluar dari mulut Pelit

r. "Beda! Kamu bisa bedakan tidak saya dengan Ang

selalu di puja-puja dan di puji-puji para pembisnis. Yang nyatanya bagi Pelita sosok Bram tidak lah

adi kalau Aku sama Bang Rafli

duduknya yang tadinya b

potong oleh sebuah getara

ngkan Bram langsung buru-buru mengangkat panggi

o Say

gar Bram mengangkat panggilan telepon itu dengan panggilan sayang dan suara

ana, karena banyak pekerjaan dan sepert

'ginap? Itu artinya Ayah sama Mama Ana s

lagi Pelita hanya bisa berdecih mendengar obr

Tok

patan dengan itu , Bram te

as

di saya di beri pesan untuk mengantar ke

letakan saja

ik

h di

ah P

ah saat office Boy i

ri

i, terima

-sama

" Pamitnya ju

H

e arah Pelita, lalu duduk di samping Pelit

ang, aku tungg

kan tangan Bram yang akan membuka bungkus

k di sampingnya. Perlahan Pelita menoleh

Bang?" ta

t dan kembali ke kursinya . Sedangkan Pelita menggaruk kepalan

makan?' batin Peli

ak ada sahutan dari Bram, lelaki itu

uk bermain ponsel saja sembari mnunggu keda

rsilhkan masuk pintu sudah lebih dulu di buka, jika seperti itu sudah pas

" tanya Rfali saat matanya menatap bungkusan makanan yan

ja menunggu Rafli , ia merasa tidak enak saja jika harus makan

ri, bahkan tak melepasakan tatapannya dari laptop

npa menatap, suaranya pun te

bahunya, sebagai jawaban dia tidak tahu. Rafli pun tak ambil pusing, ia duduk di sofa kosong hadapan Pelita. "Makan dulu, setel

ia merasa kesal saja melihat pemandangan seperti itu.

s menyiapakan makanan untuk dirinya dan juga Pelita. Bram diam, ia tdak bisa menggun

menyodorkan satu kotak makana

yang? Gak mau makan aja?'' tawar Pelita, dia mera

itu sahuta

makanannya begitupun dengan Rafli, keduanya makan bersama sedangkan Bram diam-diam menegak ludah, ia sebe

merasa kasian pada suamianya itu, tapi mau bagaimana lagi dia juga tidak

toh sudah tidak ada lagi yang ia lkukan di sana, yang ada

Pelita pada Bram. Rafli sedir

g sudah bersiap dengan menyampirkan tas ke bahunya. "Siapa

Pelita bungung. "Tapi kenapa Bang? Toh Pelita sudah meng

n perkataan saya?Apa hanya perkata

sa Bram barusan. Apa sangkut pautnya dengan Rafli dan astaga, ap

gak jelas."Hilang sudah rasan

t. "Pulanglah, tapi kamu singgah belika

e

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka