icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri pengganti Tuan Bramasta

Bab 3 Pergi ke kantor

Jumlah Kata:1107    |    Dirilis Pada: 25/07/2024

ya. Sudah hampir setengah jam dari ia menelpon Pelita, seharusnya Pelita sudah sampai di

gan sedikit kasar, tak lupa meraih kunci mobilnya dan kaluar dari ruangan. Wajahnya terlihat begitu datar, lelaki itu

ap yang melihat.Bahkan tak sedikit para karyawan ketakut

i loby saat matanya menangkap sosok yang di

saat melihat keduanya, dengan la

?!" tanyanya sa

saat ini. "Ini Bang berkasnya." Alih-alih menjawab Pelit

Tanya Bram pelan namun dengan penuh penekanan tanpa

it macet soalnya bertepatan j

n macet." Sahut

en sekaligus sahabtanya itu. "Dani

, eh taunya dia ,mau pergi ke perusahaan, ya

elita lagi-lagi menyodo

ar berkas tersebut. "Ik

na Bang, Pelita mau langsung p

tajam. "Saya bilan

mperhatikan sepasang suami istri itu. Terbesit rasa kasihan melihat Pelita yang di perlakukan seperti

um melangkah mengiringi sang suami yang sudah

, santa

r memang sudah tau jika Pelita adalah istri dari Bram, karena d

mbali terasa pening. Namun masih ia coba untu

i di situ?!" Suara tegas Bram

lita dengan cepat berjalan masuk ke dalam ruangan Bram, tak lupa menutup rapat kembali pintu. Pelita dengan cepat duduk di sofa, lalu memijat

ening Bram berkerut heran. 'Ada a

jat keningnya sendiri. "Ada apa?" akhirny

pala Pelita pusing sekali Ba

ucat sekali.' Lagi-lagi Bram membatin, tadinya dia berfikir jika Pelita haya bersandiwara, namun setelah m

angannya tanpa berp

agi dengan segelas ai

sudah mulai membaik dengan membawakannya air Minum sendiri, padahal dia bisa saja menyuruh office Boy/girl mengambilkan air minum. Namun, semua pikiran Pelita seketika terjun

api sepertinya hati Pelita sudah mulai kebal akan semua

ir hangat itu, Bram berajak

Tok

pintu

nyaman di kursinya. Dan masuklah Raf

ang?" tanya Raf

." Sah

a Rafli mendekat, dan langsung meletakan punggung tanganya di kening Pelita. "A

auhkan tangan Rafli dari keningnya.

, ayo Abang anterin." Ajak Rafli m

ita gak papa, ini nanti d

ta

terlalu berlebihan, lebih baik kau keluar." Sergah Bra

amu bawa dia ke rumah sakit, bagaimana kal

ri bersandar di kursinya. "Apa kau tidak den

badannya p

mati hanya kar

ra

elita beli obat di apotek, jadi tidak perlu ke rumah sakit." Potong Peli

ya Rafli dengan suara lemah. Pel

an, kamu mau apa Ta?" tanya Rafli semb

serah sa

makanan te

li." Rafli menganggukkan kepalanya, lalu menoleh

amakan

uk lalu memesa

uangan tersebut. Dan suasana pun menjadi canggung, Pelita sampai heran sendiri. Sebenarnya suamianya itu Rafli apa Bram? Mengapa rasanya lebih canggung saa

ali pelipisnya yang sudah jauh l

alu dekat de

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka