Cinta Tuan Muda Darendra
•
. Kamu uda
kursi makan, melihat Davian
ut Davi sep
a lihat pas kamu pul
ibah sama Rara, Dea, sayang."
elan. Menatap sinis pada Denis. Enak saja dia di bilang sibuk
engambilkan nasi ke
mbali ke rumah masing - masing, jadi tak
, emang mau per
os lengan panjang berwarna hitam dan celana jeans panjang. Bel
usan sebentar.
nya cepet, tolong beliin Mommy martabak ya? Topingnya
a, sebagai tanda jawaban da
•
dapur, berniat ingin makan malam.
pa - apa lagi?" Keluhn
tak ada apapun yang bisa dia makan malam ini. Bah
ak belanj
anan atau sayur bahkan perdagingan. Rasanya Belva seperti
lihat indah itu tak menjamin kehidupan yang sebenarnya akan baik - baik sa
untuknya. Tak pernah cukup setiap bulan, kadang baru be
ungi oleh Belva. Dan terkadang hanya mengirimkan uang beberapa ratus ribu saja. Dan memberi pes
i di depanya itu. Masih bingung sendiri, kenapa dirinya bisa datang kemari hanya karen
decakny
tuk pergi dari sana. Pria itu mengurungkan niatnya,
askan memakai hoodie kebesaran dengan celana panja
Belva barusan. Davian bergu
Belva mengeryitkan dahinya heran melihat pen
h nyolotnya. " Ngapain lo di
ema
mendengus kesal. Moodnya yang memang tak baik - baik saja, karena tengah lapar. Di tam
elva, dia menunggu gadis it
, lalu berlalu pergi
rgelangan gadis itu. Belva tentu saja langsung menghentikan langkahnya.
k?" Galaknya me
ekalan tanganya
Titahnya p
n sudah lebih dulu mendorong tubuh
sih?" Geram Belva di perlak
ndorong tubuhnya masuk ke dalam mobil. Dan kini keduanya s
anya Belva, saat mobil sudah mulai b
njawab. Fokus menyetir, hingga beberapa saat kemudian tiba
pada Belva, sebel
akan tersebut. Sejujurnya dia tak menyangka, sosok dingin seperti D
mendudukan Belv
bawa Belva makan malam. Dia merasa gadis itu perlu di perhatikan, mungkin hanya untuk malam ini saja. Si
ghampiri Belva dengan membawa sebuah nampan berisi makanan dan cemi
dorkan nampan t
rasa haru dalam hatinya, di perlakukan baik
aka
i. Belva memakan - makanan di hadapanya, sete
atu buah burger dan juga air mineral. Tak lupa kentang goreng
menikmati makananya tersebut. Rasanya sungguh nikmat sekali, belum lagi
adi merasa iba pada gadis di depanya ini. Apakah mungkin, orang tuanya
Tiba - tiba namanya di panggil, Davi segera beranjak dari duduknya dan
Membuat Belva mendongak menatap Davian sejenak.
eberapa menit saja, gadis itu sudah menghabiskan makana
dah berdiri sembari menenteng paper bag tadi. Bekas m
dan kembali masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil pun, Belva bingung har
elan, " Makasih buat makan
wab Davia
snya pelan, mencoba tak kesal karen
•