icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KEPINCUT PAPA MUDA

Bab 4 KPM - 4

Jumlah Kata:1462    |    Dirilis Pada: 12/07/2024

sejuk masih menyelimuti. Cahaya matahari samar mulai menerobos tirai tipis yang sema

menggeliat, mengucek matanya dan mengusap wajahnya dengan tangan. Digerakkan tangan, kaki, dan bahu untuk meregangkan otot yang terasa ngilu. Entah siapa ora

kiat dan bergumam dengan suara s

tah sejak kapan membungkus tubuhnya. Dress yang ia kenakan naik hingga ke paha, menunjukkan pemandangan betis dan pahan

sudah b

erempuan kembali mengusik inderanya. Althea mengerang, tidurny

n juga nggak ada piket di IGD. Siapa y

pa sudah

-laki yang terdengar, teg

ng tua siapa yan

ang asing. Memalingkan wajah dan menatap Adelio yang tersenyum di sampingnya, dan jangan

a?" tanyany

umah

ndang telinganya. Althea akhirnya menyadari keberadaannya, ia buru-buru bangk

egi ditumbuhi bulu tipis. Kalau itu belum cukup, alis pria itu yang nyaris meny

nglindur apa su

" Adelio berteriak

da dunia kalau dia punya papa dan mama. Sepertinya ini ia ingin mend

ada Adelio dan b

ngangguk.

k disampingnya. Mata kedua bocah kembar ini membulat dengan bin

t pagi,

untuk ukuran pria tampan. Althea buru-buru bangkit dari ranjang dan berdiri goyah, ia merapikan gau

pes bener

wab gugup, wajahnya yang

mengerang dalam hati karena penampilannya

hal yang menggoda menguar dari tubuh wanita itu. Rambut kusut, make up yang memudar, dan wajah menunduk mal

sa aku jelaskan.

ehabisan kata untuk bicara. Tenggo

kon Th

di ruang makan. Silakan bersi

gangguk ki

a mint

a ijin." Althea menahan ras

Kamar mandi di sebelah sana, ada handuk baru untuk kamu pakai. Ayo, kita

an. "Mamaa, Lia tunggu,

apan sama-sama," ucap Adel

ea, Lia su

a Mama ca

yo, ke me

takut. Menatap kepergian ayah dan kedua bocah kembarnya, Althea masih bisa mendengar percakapan mereka. la menepuk dadanya yang b

unnya sungguh bukan pakaian pantas untuk berbicara dengan anak-anak. Apalagi sekarang ada sang

etampanan pria itu. Sedikit mengernyit karena nyeri di lutut, terasa saki

asuk ke rumah orang, pakai tidur di ranjangnya l

ang tidak ada jalan lain, harus menemui pria itu dan keluarganya se

t untuk langsung berlari pulang. Akhirnya menyadari kalau tindakannya akan sangat konyol. Dengan berat hati, ia menuj

bangun. Lio

ma suapi Lia aja!

ucap sambil menarik tangan Althea untuk duduk diantara dirinya dan Lia, kembarannya.

bungsunya bersama Althea. Wanita itu duduk dengan grogi, terlihat tidak nyaman. Meski begitu, tetap merai

anya Evander, sete

k untuk menatap mata pria

an ini kedua anak kembarku Adelia dan Ade

ula aku sudah kenal me

ada orang yang bisa

makan. la sedikit bingung dengan situasi yang dihadapinya sekarang. Dalam keadaan linglung karena b

ang, terima kasih sudah menolong anakku." Evander tersenyum tulu

menatap Evander. "B

ia yang duduk di sebelahnya. "Kamu sudah bilang

nya menunjukkan rasa mal

bagaimana harus meng

mengangguk. "Terima kasih, M

rang kamu bi

adis kecil itu melirik saudara kembarnya,

olah sam

sekolahnya s

edua anaknya dan membiarkan mereka melanjutk

delio. Semalam dia pergi untu

u ini bukan urusannya tapi ia

sepanjang malam. Saat tahu kalau Adelia demam dan di rumah tida

. Panta

-anak hanya di bawah pengawasan pengasuh selama

ngangguk antusias. Althea sampai takut jika kepala ke

ang dikatakan ma

p tidak percaya pada duda tampan y

. Enak." Evander menunju

tersenyum. Wanita itu akhirnya mengangguk. Mulai mencic

n kita meni

gelap mulut, dari ujung matanya Althea melihat Evander tersenyum dengan mata tertuju ke arahnya. Althea menyad

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka