Ibu, Di mana, Ayah
1 tahun
ak pernah sekalipun muncul dalam mimpiku, kau te
un, kau bisa te
p ibunya yang membuka tirai kamarnya, hingga
p lirih, kembali mengucek kedua matanya
u menurut pada ibunya. Dia tahu, hidup mereka sulit. Untuk bisa
pan. Mommy sudah menyia
tidak datan
an Mommy semoga Mommy bisa diterima bekerj
rja lagi di rumah
pada Sean karena suami Lusi hampir saja melecehkannya, dan
a memiliki ka
lan gontai menuju kamar mandi yang terlet
a sanggup berdiri lesu, menatap p
jakkan kakinya di Beijing. Berjuang melawan lapar karena beberapa hari terlu
us Dilan menolongnya, dan memberikannya tempat
u? Sean ingin sekali bertemu denganmu. Aku takut, apa kau bisa menerima Sean, atau
aha kuat. Kuat demi putranya. Dia tak
*
ng masih berkutat di d layar monitor, pria itu berdiri di balik partisi setinggi dada orang de
ndahan. Dia hanya akan mengurusi pelamar, jika itu menjadi asisten pribadinya, atau sekret
para p
n padaku se
direkturnya ini mengurusi pendaftaran karyawan baru di
karyawan di bagian clea
ak bicara, b
g sudah menumpuk di mejanya. Dia memang belum sempat mereviewnya k
amar, empat wanita, dan enam pria. A
aja peke
a, biasanya Anda tidak pernah meng
langsung menyambar file di tanga
, Pre
an, sekaligus sepupunya, yang be
tidak biasanya dia
li fokus pada pekerjaannya, atau sepupunya itu
*
inya sudah rapi dengan seragam Chang An elementary school. Sekolah di pinggiran kota Beijing, sekolah yang tidak terkenal memang, siswan
inilah yang mau menerima bocah itu karena status sosial Sean, dan juga ibunya yan
bekalmu sudah Mommy
n buatan ibunya. Di sampingnya, Jane memp
kan?" Sean bertanya den
terangkat guna mengelus
ar, ayo habiskan sarapa
ak. Tatapannya agak aneh, namun Jane tahu apa yang tengah dipendam putranya. Apalagi, sebentar lag
-pura bertanya, meski h
datang 'kan ke acara festiv
mengangguk. "Mommy pasti
mereka. Tenang saja, Mom. Aku tidak akan mena
a mengepal di atas lutut, sungguh kenapa takdir hidupnya begitu kejam. Jika boleh
kan,
ku sudah bilang, kan. Aku baik-baik saja." Sean kembali melempar
bisa menepati
dak mau menangis di depan ibunya. Dia sudah cukup tahu, jik
Ayo makan." Berusaha membuat ibunya te
at, dia lalu menyambar tas, dan mencium p
lau mengelus kepa
ddy, aku ingin bertemu, meskipun hanya sekali. Sebenarnya, kau
ersebut. Langkahnya tertatih menuju keluar, hanya satu permintaan