icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ibu, Di mana, Ayah

Bab 2 Ibu, Di mana Ayah

Jumlah Kata:1003    |    Dirilis Pada: 26/06/2024

1 tahun

ak pernah sekalipun muncul dalam mimpiku, kau te

un, kau bisa te

p ibunya yang membuka tirai kamarnya, hingga

p lirih, kembali mengucek kedua matanya

u menurut pada ibunya. Dia tahu, hidup mereka sulit. Untuk bisa

pan. Mommy sudah menyia

tidak datan

an Mommy semoga Mommy bisa diterima bekerj

rja lagi di rumah

pada Sean karena suami Lusi hampir saja melecehkannya, dan

a memiliki ka

lan gontai menuju kamar mandi yang terlet

a sanggup berdiri lesu, menatap p

jakkan kakinya di Beijing. Berjuang melawan lapar karena beberapa hari terlu

us Dilan menolongnya, dan memberikannya tempat

u? Sean ingin sekali bertemu denganmu. Aku takut, apa kau bisa menerima Sean, atau

aha kuat. Kuat demi putranya. Dia tak

*

ng masih berkutat di d layar monitor, pria itu berdiri di balik partisi setinggi dada orang de

ndahan. Dia hanya akan mengurusi pelamar, jika itu menjadi asisten pribadinya, atau sekret

para p

n padaku se

direkturnya ini mengurusi pendaftaran karyawan baru di

karyawan di bagian clea

ak bicara, b

g sudah menumpuk di mejanya. Dia memang belum sempat mereviewnya k

amar, empat wanita, dan enam pria. A

aja peke

a, biasanya Anda tidak pernah meng

langsung menyambar file di tanga

, Pre

an, sekaligus sepupunya, yang be

tidak biasanya dia

li fokus pada pekerjaannya, atau sepupunya itu

*

inya sudah rapi dengan seragam Chang An elementary school. Sekolah di pinggiran kota Beijing, sekolah yang tidak terkenal memang, siswan

inilah yang mau menerima bocah itu karena status sosial Sean, dan juga ibunya yan

bekalmu sudah Mommy

n buatan ibunya. Di sampingnya, Jane memp

kan?" Sean bertanya den

terangkat guna mengelus

ar, ayo habiskan sarapa

ak. Tatapannya agak aneh, namun Jane tahu apa yang tengah dipendam putranya. Apalagi, sebentar lag

-pura bertanya, meski h

datang 'kan ke acara festiv

mengangguk. "Mommy pasti

mereka. Tenang saja, Mom. Aku tidak akan mena

a mengepal di atas lutut, sungguh kenapa takdir hidupnya begitu kejam. Jika boleh

kan,

ku sudah bilang, kan. Aku baik-baik saja." Sean kembali melempar

bisa menepati

dak mau menangis di depan ibunya. Dia sudah cukup tahu, jik

Ayo makan." Berusaha membuat ibunya te

at, dia lalu menyambar tas, dan mencium p

lau mengelus kepa

ddy, aku ingin bertemu, meskipun hanya sekali. Sebenarnya, kau

ersebut. Langkahnya tertatih menuju keluar, hanya satu permintaan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka