Rahasia Suamik
bubar tanpa mengatakan sepatah katapun. Arza memang terkenal sangat dingin kepada siap
iam. Di tempat mereka berdiri. Lantas Atifa langsung membawa Azkiya ke be
tifa tanpa basa-basi. Bibirnya mengerucut sebal. Az
dak. Jadi aku tidak sempat memberi
memakai baju pelayan ini?" Dahi Ati
. Artinya kamu juga bos di sini, Ki
los dari sahabatnya membuat Azkiy hanya bisa tersenyum. Entah apa yang harus ia ka
buatnya tersadar dari lamunan.
ngsung memandang
berada di rumah, makanya aku putuskan untu
us menjadi pela
encari alasannya, terlebih sahabatnya ini memang
adi pelayan?" Azki
dak salah,
. Dia tahu setelah ini pasti akan banyak pertanyaan yang keluar dari mulut Atifa. Akhirny
dengan pekerjaan mereka. Begitu juga Azkiya. Sesekali wanita itu memandang ke arah
pelayan di sana. Alwi yang merupakan sahabat dari kedua orang itu bahkan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia sangat penasa
eraya berjalan men
kan pandangannya ke arah sumber suara. Wanita it
kahanmu," ucap Alwi
yum tipis, "T
bertanya tentang hal itu.
seperti ini, Azkiya?" tanya Alwi hati-hati. Tanpa butuh w
njur terbiasa saja." Mata Azkiya tak ber
ki itu tau ada yang tak biasa. Tapi i
mari seperti mencari seseorang. Azkiya berinisiatif menghampiri perem
. Perempuan itu tak langsung menjawab. Ia melihat Azkiy
itu balik bertanya. Tentu saja per
kerut. "Siapa y
empuan tersebut. Ia merapikan rambutn
da perempuan di hadapannya. Melihat reaksi Azkiya yang tak biasa
a! Ada
ab. Kemudian Alwi menatap pe
ah membuat janji dengannya." Pere
?" Alwi bal
asih
ngar hal itu ikut terkejut. Pandangan Alwi beralih pada Azkiya. Entah apa yan
rempuan tadi Azkiya hanya bisa terdiam. Situasi ini sangat tidak bisa dipercaya. Tapi Azkiya tak bisa menyangkalny
fa-sahabat Azkiya menatapnya dengan lekat, namun hal itu tak disadari oleh Azkiya. Pikirannya masih berkelan
oleh seseorang. Ia lantas menengok ke samping,
Azkiya ters
erjadi?" Suara Atifa terdeng
hadapan Atifa. Ia belum sanggup untuk mengatakan yang sebenarnya. Atifa masih
erdua menoleh ke sumber suara. Seorang pegaw
untuk membuat minum
ena selama ia bekerja di kafe itu Azka tak perna
ang langsung menjawab kebingungan Azkiya. Atifa mendesis t
tanya Atif tiba-tiba. Pegawai itu diam s
ri Pak Arza sendiri,"
Atifa agar tenang. Dengan senyum ia mencoba
ab dengan tenang. Pegawai tadi mengangguk pela
anku, Kiya," cegah Atifa saat Azki
an menangis lagi. Kaki Azkiya perlahan melangkah hendak pergi, namun terhenti saat Atifa mencekal pe
yanya dengan suara pelan. Azkiy
a," jawab Azkiya mencob
k ada yang baik-baik saja saat ini. Hatinya gundah, jiwanya terluka atas apa yang telah di l
an Azka. Ia terpaku di depan pintu. Matanya menatap lurus ke baw
a dengan apa yang ia lihat saat pintu itu telah terbuka sempur