Rahasia Suamik
wat tatapan matanya yang tajam, seolah ingin menerkam. Azkiya masih membisu mencoba
ar menuju balkon kamar. Mata Azkiya tak henti-hentinya memandang pria itu, tentu
u?" gumam A
ta amat jauh dari bayangannya. Apa yang salah dari dirinya pikir Azkiya. Arza sendiri yang bersedia men
terduduk di ranjang pengantin yang seharusnya ditempati mereka berdua. Tak disadari a
kali ini. setelah terluka karena kehilangan orang tua dan hidup di panti asuhan, sekarang ia kembali terluka dalam ikatan perni
menatap Azkiya. Refleks Azkiya menunduk untuk menghindari tatapan Arza, ia merasa takut setelah apa yang dilakukan suaminya tadi. Arza kembali berjalan, tapi bukan menu
terasa amat sesak, ia bingung harus melakukan apa atau bertanya pada siapa. Dengan deraian air mata Azkiya beringust
sana. Mata Azkiya juga enggan terpejam, tentu karena hatinya diliputi kekhawatiran. Meski apa yang telah terjadi membuat wanita itu terluka, tapi
sinya. Namun, baru saja hendak melangkahkan kaki ke kamar mandi Azkiya dikejut
menandakan lelaki itu sudah mandi. Azkiya hanya t
mana?" tanya Azk
lirik pada Azkiya. "Bukan urusanmu," l
a yang keluar dari mulut Arza. Matanya mulai memanas.
yang memandangnya dengan sendu itu. Hati Arza bagai mati. Ingin rasanya Azkiya marah, tap
k pergi ke kafe. Tangan Azkiya baru saja hendak mengambil piring
tuk berangkat kerja," titah Lina pada A
Laki-laki itu refleks menoleh ke arah Azkiya. Azkiya tersenyum. Namun tidak dengan Arza yang justru menampakkan wajah datar. Azkiya bing
uk sambil menatap ke arah jendela. Azkiya menyodorkan baju ke hadapan sang suami. Namun Azkiya terkejut ia karena Arza menangkis
a kebencian yang dapat Azkiya lihat. Mata Azkiya mulai berembun dan siap meluncurkan air mata. S
kak bersikap seperti ini
diam engg
Azkiya men
arap padaku! Dan jangan peduli padaku!" jawab Ar
angah mendeng
saja aku akan melayanimu karena memang itu tugasku," tukas Az
imu, tapi hanya untuk memenuhi keingina
iba-tiba membencinya? Dan apa maksudnya h
Karena itu aku sangat membencimu!"
nar membuat Azkiya terkejut. S
iya diiringi air mata yang terus berjatuhan. Hatinya benar-benar terluka. Bagaimana ia
k ibu." Arza mengalihkan
baik saja! Di luar itu kita hanyalah orang l
mu selayaknya seorang suami. Tap
ya jika ternyata semuanya hanya sandiwara. Arza benar-benar membohonginya. Mereka berdua
a di pipinya. "Baiklah. Akan kulakukan apa ya
tanpa menga
asa menang atas dirinya. Sepertinya Arza benar-benar mem
a seorang istri. Dan, ya. Aku ing
apapun yang kamu m
a. Azkiya membungkuk. Tangannya meraih baju yang
meletakkan baju itu di samping Arza. Wanita
telah tiba," ucap Arza yang berhasil
lantas melanjutkan langkahnya menuju keluar kamar. Tidak. Azkiya tidak baik-baik saj