Sang CEO Kejam
pulang dengan seorang wanita dan lelaki itu selalu menghabiskan waktunya di dalam kamar. Jujur, diriny
an seorang jalang itu?" tanya Aurora saat Erlangga keluar dari kam
kan oleh Aurora. "Lantas apa urusannya denganmu?" tanya Erlangga. Bahkan sudah hampir dua bulan lelaki itu berus
miku yang sakit adalah suami istri apa tidak
a Erlangga. Jelas Aurora tidak mengetahui siapa wanita itu dan sudah pas
" Erlangga langsung saja menarik rambut panjang Aurora secara p
di hadapanku jadi kamu rindu, iya dengan semua siksaanku itu?" Erlan
r merasa begitu bodoh. Dirinya tidak pernah menginginkan bayi itu, tetapi meng
ngga kamu menaruh dendam kepadaku Erlangga, kenapa kamu tidak membunuhku saj
ngga. Rasa cinta, kagum dan sayangnya kepada lelaki itu sirna. Dirinya tidak cemb
kamu tidak akan merasakan rasa
rada di tangannya karena begitu kencangnya ia menjambak. Dirinya tidak suka jika ucapannya
nian itu, bahkan kehamilan dari sang
embenturkan kepala wanita itu ke dinding membuat kening Aurora berdarah, tidak berhenti sampai di sana ia pun langsung saja menarik paksa Aurora dari tangga untuk turun. Karena wanita itu terus sa
akiti anakku dia tidak bersalah." Dirinya berusaha untuk melindungi perutnya
ati nurani seperti ini. Perangainya saat pertama kal
itu, membuat dirinya merasa jika itu adalah sebuah permintaan yang harus dikabulkan. Erlangga lan
erti apa yang ia rasakan kehilangan orang yang begitu dirinya sayangi. "Kamu a
meluluhkan hati dari Erlangga. Lelaki itu tetap saja menginjak pe
n yang berani mendekati apalagi menolong Aurora. Keganasan serta k
asakan yang sama kehilangan orang yang sangat kamu sayangi Aurora!" Erlangga tertawa, karena Aurora
g yang sudah merawatnya bahkan yang rela men
nya merasa begitu sakit. Apalagi wanita itulah yang sudah menyakiti kakaknya sampai kakaknya t
terenggut dengan paksa ia memejamkan mata dengan kaki yang sudah berlu
*
a sudah sangat pucat dan tubuhnya pun sudah begitu dingin. Erlangga hanya meminta pelayan dan juga sopirnya sa
Aurora menderita pasti kamu akan senang kepadaku bukan karena sudah membalaskan semua dendammu?" tanya Erlangga. Sejak kecil dirinya tinggal bersama dengan kaka
nya itu. "Apa karena semua dendamku sudah terbalaskan sekarang kamu sudah sadarkan diri?" tanya Erlangga di depan pintu perawatan padahal dok
aan kakak saya?
sadarkan diri dan kita hanya tinggal melakukan
. Di mana kakaknya sudah sadarkan diri ya tersenyum lalu di