icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

No Hearts Available

Bab 5 Kiriman dari Bulan

Jumlah Kata:1203    |    Dirilis Pada: 05/06/2024

ar dengan tenang. Kembali ke tempat pertama kali mereka bertemu dengan situasi berbeda. Sungai lebih tenang, angin lebih lembut, dan pepohonan hanya

at Lobelia's Garden. Sebagai taman paling digandrungi masyarakat, Alfa memilih waktu paling tepat melihat ta

ukkan kedua tangannya pada saku celana, sedikit berupaya menghangatkan diri. Namun, tampaknya Thea tak terlalu terusik den

mempercepat langkah. Thea mengerjap dari

a heran. Itu yang dimaksud adalah motor

-takut orang lain mendengar celetukan gadis yang mulai c

aja nan

dengan lumut hijau di sekitarnya. Beberapa pondok kayu tersebar berjauhan dengan ukiran berbeda. Akan sangat menyenangkan jika Alfa setidaknya melakukan piknik be

uk mengenai apapun. Sayangnya, detik berikutnya dia berlarian seperti orang gila. Bahkan, nekat naik ke pohon, m

ke segala arah, sayangnya tak ada apa-apa selain warna hijau. Apa gadis itu telah sampai di tujuan mereka? Dia menggeleng, mana mungkin. Dia saja masih buta arah, apalagi Thea. De

dengan gaun familiar duduk diam di sana. Gaun milik Nia sewaktu muda, tak salah lagi! Alfa ingin sekali menjedotkan kepalanya ke dinding, men

n menggaruk-garuk tanah dan mengaum saja, "kalau d

*

r. "Bagus banget. Bagai

ipis. "Cukup pa

," lanjutnya dengan suar

arka

menjak tiba di bumi. Perempuan itu memandang lekat tas rajut jingga berbentuk bundar dalam genggaman. Hatinya ingin meledak

, lantas menatap Ho riang seray

erus-menerus mengucapkan terima kasih tak terhingga sampai Ho mengibaskan tangan, menyuruhnya berhenti. Ho meraih tongkat kayunya

o berganti menatapnya penuh hara

Thea bisa mendengarnya, meski respons gadis itu hanya terdiam,

tak lagi muda, Thea dapat melihat secantik apa Ho ketika masih mud

ihat mereka berniat membantu, hanya saja Ho malah menggoyangkan tongkatnya-menolak bantuan. Dia percaya, tenaganya masih cukup kuat untuk sekadar jalan kaki. Thea terus menatap mer

uang upilnya ke sembarang arah dan menggosokkan jari kelingkingnya pada celana. Setelah memasti

mana asalnya karena sudah melihat semuanya. Gadis itu cocok dengan jingga. Di

Dia menghambur ke pelukan pria i

helaiannya menari-nari di udara membuat Alfa meneguk ludah. Dia buru-buru melepas tangan Thea yang m

da awalnya. Pemuda itu berdeham, berupaya meredakan gelisah yang menjalar. Dia memandang tautan tangan me

atinnya menguatkan d

ahu kenapa, berharap taman t

*

edikit menjaga jarak dengan gadis itu. Tautan mereka telah

embuat Alfa menghentikan langkah. Gadis itu tu

pohon dan ber-auwo saja daripada berbicara dengan gadis ini, "jangan ngomong s

n itu. "Aku kenal, kok,

k. "Oke. Sekarepm

ejar Alfa yang pergi tiba

tan agar segera sampai ke tujuan. Dia baru menyadari kalau mereka sempat salah berbelok. Pantas saja jarang gazebo dan oran

lf

menyeru nama pemuda itu, Alfa tetap kukuh tak berbalik atau menungg

uh. Ho tersenyum dari kejauhan, memandang mereka dengan geli, lalu

. Apa saya perlu melapork

lalu mengangguk. "Kita

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka