Immortal and The Beast
Teng
itu juga dengan Leaman, Xuval, dan Jailen meninggalkan Theodore yang terbaring di lantai dengan tubu
Matanya saat ini terlihat tajam menatap punggung tiga anak pembully itu, k
!" Wisley menatap iba p
as," ucap Theodore sambil bangkit dari lantai, tubuhnya terasa cukup nyeri. Dan jika dia pula
ku jenguk saat pulang
menarik lengan Wisley untuk ikut dengannya ke UKS, padahal dia yang membutuhkan seseorang untuk menopang tubuhnya. Dan itu Wisley
ia sangat baik," komentar Wisley tidak habis pikir. Dia
pertinya," balas Theodore melepaskan dirinya dari Wisley, lantas membu
angsung membantu Theodore duduk di salah satu ranjang, lantas
," ucap wanita itu langsung mengutak atik benda pipih yang disebut ponsel, menuliskan
datang ke UKS, terkadang dia melerai pertengkaran antara murid, k
sta, yang kaya berkuasa. Itulah kenapa selama ini Theodore tidak berdaya untuk melawan. Tap
menghela napas pelan melihat temannya yang dengan cepat langsung tertidur. Lain dengann
nghadap jendela, kemudian menarik napasnya dengan pelan yang disusul menghembuskan. Kedua tangannya l
bak sedang turun salju. Dia seperti itu selama satu jam, sampai bell terdengar berbunyi, Th
ley yang kemudian mengerang karena terganggu, tapi kemud
menguap lebar, kemudian merentangkan kedua tangann
ak bergerak dan menatap Theodore dengan kerutan di dahinya,
a tidak melihat lebam di wajah Theodore. Bahkan dia sampai menyingkap baju sekolah demi melihat luka p
timu," gumam Wisley yang berpikir keras
y menghampirinya dari belakang. Orang itu begitu berisik di teling
re hanya membalasnya dengan lambaian tangan. Dia berjalan sebentar yang kemudian mendapati All
setelah berada di samping a
natap wajah Theodore, mungkin dia sedang berpikir k
adiknya yang tersenyum sambil terkekeh pelan. Gadis itu dengan ce
kap seperti apa untuk memberi apresiasi pada nilai bagus Allita. Dia
, apa ada yang salah?" tan
h dengan wajah cemberutnya. Theodore justru mengernyit melihat wajah cemberut Alli
ucuk kepala Allita, lalu mengelusnya dengan lembut. Ini pertama kalinya dia melakukan hal
lan. Sedangkan Theodore justru menghela napas pelan. Dia tidak begitu terbiasa deng
golahnya. Makan siang sepulang sekolah yang melelahkan justru hanya makan dengan nasi yang dita
mentar, ini adalah hal yang biasa untuk mereka. Bahkan makan siang ini tidak memb
egitu sempurna. Keluarga yang kaya, kekuatan yang melimpah, pelayan yang memanjakan, dia mendapatkan semua itu.
panggil aku di kamar ya," ucap Theo
tu lemah ini. Setidaknya setiap kali dia terluka, lukanya akan lebih cepat sem
ni?" gumam Allita menatap pintu kam
ipun ada, itu adalah pekerjaan keras yang membuat ibu mereka marah sekali. Bagaimana bisa tega sa
knya makanan enak. Ini adalah kehidupan keluarga kecil yang berisi tiga orang. Allita sibuk
gumam Allita menatap
apa buku dan mulai mengerjakan soal yang diberikan guru di sekolah. Sampai sang ibu pulang, Th
ang ibu dan memijatnya. Dia menyalurkan sedikit energin