icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KEMBANG KANTHIL KEMBANG MLATHI

Bab 3 Bagian 2

Jumlah Kata:2176    |    Dirilis Pada: 25/04/2024

pada saat yang bersamaan seperti ini sejak Madan --put

adli dengan senyu

meletakkan secangkir teh di depan Fadli, "biar saja mereka yang bingung, Mas. Mas Fadli be

ngeyel dan punya pendapat sendiri yang tidak bisa diintervensi oleh Fadli, seperti layaknya anak-anak Fadli. Tetapi, ya, mau bagaimana lagi. Faiz,

a te

s Fadli na

lirik Ya

amu diculik orang yang kerasukan, Na. Kenapa kamu tidak me

ini gimana, to? Ratna, kan

micingka

ah! Ben

rang-orang ramai ke rumah Hasna, tetapi Faiz malah pings

ik-baik saja, Mas

hari ini memang Fadli merasa agak lelah, dia mengisi kajian setelah Subuh dan mengajar sampai Dhuhu

paham. Dia mem

nya kurang sehat.

ters

Mengajar dua tiga jam

tengah menggoda Fadli, sambil memeluk tangan Fadli. Fadli tertawa. Ah, betapa lama dia menjadi peruqyah dan anggota bahkan ket

lu aku juga selalu jadi milikm

h dengan Pak Sapto. Masak s

awa terbah

aku begitu, Na?" Yasna makin

ggu Mas Fadli pulang? Nggak, Mas. Na selalu khawatir, Na kadang memangis dan Na selalu berdoa agar Mas Fadli dan anak-anak dan semua tim ekspedisi selamat sampai tugas selesai. Na tidak pernah peduli apakah kasusnya terpecahkan atau tidak,

kit atau ada anak kita yang terluka, hilang atau entah apa lagi. Astaghfirullah. Rasanya

kspedisi lagi, ya? Mas F

cerita dan permintaan Yasna. Ah, hati Fadli seakan

yang tiba-tiba muncul begitu saja. Membuat Fadli merasa makin bersalah pada

etika memeluk Yasna, terutama ketika dia bertanya-tanya dal

*

gidik. Dan entah kenapa tiba-tiba Diana melihat ada palu di tangannya. Palu yang cuku

ecah berkeping-keping, menciptakan suara yang begitu keras dan bising. Diana menutupi kedua telinga

ra terbangun dan

berisik?"

ri telinga dan mulut Aura. Dan ketika Aura berbicar

erisik?" teri

dak berani menjawa

yang duduk bersimpuh di depan Aura dengan wajah pucat pasi. Au

perti menyakitkan. Aura berjalan terpincang. Sepertinya kakinya sakit, dan kemudian Diana menyadari kenapa Aura pincang, ketika meli

ya. Diana menggelengkan kepala

u? Apakah aku memuk

l itu membuat darah

. Terima kasih sudah mematuhiku," bi

kan dipalu dengan keras dan bertubi-tubi. Sakitnya tak terperi. Dan Diana bisa mendengar bunyi tulang yang retak, patah atau bahka

rasal dari kepala dan lututnya sendiri. Diana be

Ribut

ra? Bukankah Bara sudah mati? Bukankah dia

minum!" teriak Bara. Dia memanda

setetes pun darah di kepala atau pun lututnya. Diana memandang berkeliling dan dia sud

Diana m

ana yang mimpi. Diana merasa begit

*

engan murka. Naim menu

zim. Oh, kemarahan Fadli terpaksa harus menunggu dulu. Di

g perawat yang memintanya untuk melakukan beber

pada Ustadz Hasan,

nyum penuh makna.

ondisi pasien selain kepada keluarga pas

um mafhum. Di

a Ustadz Harun apakah juga di rawat

etika memandang Fadli, tetapi kem

ya yang tidak tahu, Pak. Karena saya bertugas

awa dan be

lupa," jawab Fadli dan dia bur

*

elain dadanya yang bergerak naik turun perlahan, seiring deng

kehidupannya? Fadli segera beristighfar karena merasa memiliki pemikiran buruk seperti itu. Dia segera mendek

ini Fadli," bis

da Ustadz Harun. Fadli memandang wajah nelangsa itu dengan iba. Wajah Ustadz H

gan Ustadz Harun d

arena tahu Ustadz Harun adalah seorang yang kuat dan

tersenyum. Tentu saja. Apa

Ust. Semoga Allah menguatkan Ustadz Harun dan kelua

lir air mata mengalir dari netra Ustadz Harun yang

merasa i

*

ang memang pantas disebut dapur, karena di sanalah Diana memasak. Dia

emua. Dia harus segera mendapatkan uang untuk membeli semua bahan

a menuangkan air panas itu ke dalam gelas berisi kopi tadi. Bau kop

di depan TV, tetapi sekarang lelaki itu tidak kelihatan. Diana tidak peduli. Dia segera membereskan ruang tengah yang penuh dengan sampah dan bera

um-kuntum bunga melati dan bunga kanthil yang menciptakan bau wangi lembut dan melenakan. Buku kuduk Diana

a itu di lantai? Diana bergidik lagi dan memaksakan dirinya untuk tidak memedulikan hal itu

*

ar suara hujan di luar, dia segera keluar untuk mengangkat jem

a. Oh

ggilnya untuk melakukan ini itu? Bukankah dulu, tidak pernah ada

tu. Kamar yang sangat dibencinya, dan untuk menuju ke kamar itu, Diana melewati ruang tengah. Dan sekali lagi dia

ti. Diana bergegas menuju ke sebuah pintu kamar yang ada di depannya. Dan pada saat itu lah dia mencium bau kembang melati dan kanthil lagi, seperti tadi ketika

ata membayang di pelupuk mata Diana. Dia mengambil keputusan akan memikirkan ha

u. Diana mundur karena ... karena kamar itu sangat bau. Oh, baunya tak

ita itu teronggok begitu saja di salah satu sudut ruangan itu. Dan bahkan dari jauh

ka seperti

*

a tidak ikut senang dengan kepulangan Ratna, bukan, bukan itu. Tetapi Fadli merasa ba

an dalam keadaan selamat, lalu kenapa tidak ada orang memedulikan nasib Madan, atau paling tidak menanyakan tentang keberadaan Madan? Atau ...

, tetapi siapa? Ah, dia harus menyembunyikan semua pertanyaan-pertanyaan itu dari Yasna.

a. Dia tahu

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka