icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KEMBANG KANTHIL KEMBANG MLATHI

Bab 2 Bagian 1

Jumlah Kata:2531    |    Dirilis Pada: 25/04/2024

Bangunan nan megah di tengah kota Karang Pandan yang sering dilewatiny

hidupannya. Saat Diana benar-benar butuh pegangan dan sandaran. Dan saat itulah

tapi baru dia melangkah masuk, tiba-tiba Diana mendengar teriakan hist

Mereka adalah lelaki-lelaki berambut panjang yang me

nabrakkan diri pada pria yang mereka kejar. Mereka berdua terjatuh tepat di de

n!" teriak seorang pria sepuh --yang

pada Diana, dan dibantu dengan beberapa orang mereka mengangkat tubuh pria yang nampaknya pingsan

erjadi di sini. Jin yang ada pada pria itu ta

nya. Melihat baju dan jilbab wanita itu, sepertinya wanita itu memak

santri baru?" tanya wanita i

e bagian pendaftaran," kata Maya dengan ramah. Diana mengangguk

erapi ruqyah. Dan Diana mendengar te

ria itu memeluk pria dengan rambut dikepang yang dilihat Diana tadi. Semua orang tertawa termasuk Diana. Pr

lu be

*

ng di angkasa dan teriakan-teria

n orang yang keheranan seperti dirinya dan tidak ada satupun orang yang keluar dari rumah mereka. Komplek perumahan ustadz ustadzah di belakang ruang terapi ruqyah itu sepi.

njengit terkejut melihat orang itu dan juga berdebar kencang ketika mendengar teriaka

meng

ari masjid, Ust,)" jawab Ratna agak bingung. Orang itu juga terlihat

ekerjaannya sebelum berangkat bekerja. Ratna tersenyum. Dia suka dengan ritme di pesantren ini, karena semua benar-benar membuat Ratna berdebar tegan

Rat

depan. Ratna bergegas ke depan. Sepertinya dia tahu pemilik suara itu. Dan duga

dengan ramah. Wajah cantik

karena sudah sekian kali ada yang mencari Y

Ke mana anak itu? Sukanya ng

jid, Budhe, (Tadi ummi belum pulan

meng

uga, kan?" tan

juga belum melihat suami dan ibu mer

ru sadar kalau Mas Faiz juga belum pu

a pulang, tolong diberitahu kalau banyak yang cari

dan mengiyakan

Kamu belum masak, kan?" tanya

Budhe)" jawab Ratna geli. Dia segera masuk ke dalam

ini orang yang masuk itu dengan berlari terengah. Ratna sangat terkejut dan membuka tirai yang membatasi ruang tengah dengan dapur, dan Ratna melihat pria itu. Seorang pr

landa ke

jalannya?)" tanya pr

iri mematung di balik tirai pintu dapur. Kem

na lar

harus mencari

da beberapa orang yang masuk ke dalam rumah Hasn

rnyata d

Pak! Ayo, kita ke rua

ndang berkeliling dengan panik dan

ndangnya penuh kemarahan. Seharusnya dia berlari menghindar

tu hanya menguap dalam ketegangan. Dan dengan kecepatan kilat, pria itu

enaiki tangga yang menuju ke tempat menjemur pakaian dan ... dan di sana tidak ada s

salah satu menantu cucu

*

kdhe," kata Faiz. Dia te

meng

. Kamu beristirahat dul

erdiam di sini. A

tidur Faiz. Faiz menggeleng lagi. Air mata mengalir di pipi Faiz, dalam kesenyapan. Oh, wajah pria muda itu

ggeleng. Dia tidak bisa mengungkapkan isi hatinya saat ini. Dia merasa tidak ada yang akan mengerti perasaannya sekarang. Faiz tidak bi

. Pandangan kemarahan itu adalah milik Galang, bapak Faiz yang telah meninggal b

engangk

i mau ke mana?" tan

ya masa bodoh, dia na

a kabar untuk kita," kata Fadli. Faiz terdiam. Pandangannya menerawang ke atas. Air

bur Faiz dan akhirnya Fadli memutuskan untuk meninggalkan Faiz sendiri. Fadli keluar dari

terjadi?"

Fadli untuk duduk dan menc

*

tinya dia memiliki sesuatu di tubuhnya yang bereaksi sangat keras ketika

Za?" tanya Fa

ng Naim. Nai

Pak," ja

pandangan. Fadli b

, Za?" tanya Fadli. Dia memeja

pi mungkin seperti apa yang kubilang tadi, Pak, ada sesuatu di dal

an kepalanya. Dia

al ini pada beliau?" tanya F

arang ada di rumah sa

, masalah sudah berkembang dengan sangat pesat. Sangat

memintanya untuk bersabar ... oh, ya, kalian sudah mencari tahu ten

an sedih tadi Ustadz Harun mengatakan bahwa putra beliau selalu pergi ke sebuah desa kecil bernama Papringan Ijo d

a karena menjabarkan informasi yang kurang pantas

ahu informasi ini,

mendo

Ustadzah Isti pun tidak tahu informa

antar aku ke rumah sakit untuk menjenguk Ustadz Harun," kat

dan Naim dengan wajah dan langkah ya

u, Mas?" bisik Faza.

tunya rasa Ustadz Harun saat ini. Ketika tahu anaknya menjadi kurang sholih dan

ang satu yang menjadi warok itu," bisik Naim. Mereka berpandanga

Ustadz Harun itu

Ratna adalah putra beliau yang kedua, yang kalau tidak salah sudah bergant

sepertinya belum pernah mendenga

semua dibesarkan di luar pesantren. Aku dulu pernah satu kelas dengan Uto

menga

sakit apa, Mas?"

. Lalu kami berpisah, tetapi sepengetahuanku, dia masih sakit juga, kalau yang sekarang aku tidak tahu sakit apa. Sementara Madan, adik

, ya, Za?" tanya Naim. Dia nampak merenung. Faza menimbang-nimbang perkataan Naim

a segera ketemu dan Madan segera kembali kepa

Wajahnya tiba-t

awal, tetapi pasti bapak akan murka dan sangat sedi

nya Faza. Wajah Fa

in, Ustadz Harun langsung tak sadarkan diri dalam waktu yang cuk

akah Ustadz Harun b

ih dan menggele

udah tidak sada

*

iana. Dia sudah sering tidur lebih malam atau lebih awal lagi. Kemudian dia diminta bangun paling tidak jam tiga pagi.

empat. Setelah semua ibadah pagi sampai subuh, Diana harus bersiap-siap untuk mandi dan memula

, Mbak?" tanya Aura, salah seorang

idupan yang lebih keras dibandin

kamar dengan Diana berpandangan

apa, Mb

au sharing ce

awa. Dia m

semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran un

an Karang Pandan. Rumah kumuh, kotor dan sangat sempit itu. Bau apak rumah itu terpampang

ana sekarang, membuat Diana membayangkan ter

pemalas itu?

berhenti berjalan dan meringkuk di sudut ruangan

Di mana

nnya. Dia takut kejadian di masa lalu

ncuci baju, Buk.

sah. Aku mau

tar, Buk. Bar

inya dan berteriak padanya dan kemudian hari itu akan menjadi hari yang sangat buruk bagi D

bisikan itu d

u sa

sangat kita benci. Membayangkan suara keretak palu beradu dengan tulang kepal

ana! Mba

lon

lon

an. Di mana teman-temannya tadi? Dan kenapa tadi dia mendengar

. Dia melihat Aura terbaring di d

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka