icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KKN di Desa Metanoia

Bab 5 Gudang Berbau Busuk

Jumlah Kata:1208    |    Dirilis Pada: 27/05/2024

g lebih dominan menarik perhatian, lima mahasiswa beriringan jalan menuju rumah. Cahaya ponsel yang tidak seberapa cu

Sedari tadi, memang Afrian berjalan di paling depan, "Kemana Angga?" tanya pria itu langsung menimbulkan kecemasan dari anggota kelompoknya, apalagi menging

inyal kali," cele

menyerahkan kunci ke Vina, lalu menarik lengan Erwin untuk bergegas men

menyulitkan mereka yang terbiasa hidup dengan dampingan listrik dan jaringan. Terangnya gemerlap bintang dan cahaya bulan jelas mengartikan

g baru menoleh, sunyinya desa membuat bunyi jangkrik genggong seolah memb

lalu mengisyaratkan agar Erwin dan Afrian mematikan senter mere

ya rendah sebagai tanda lemahnya baterai. Erwin dan Afrian menerima sodoran pengantar bunyi

cantik

elum lama aku enggak mampir ke sini, m

andi,

pas earphone itu dan mengernyit, "kita bahas di rumah," tukas Afrian cepat, bahk

sebelumnya Erwin dan Afrian memilih jalan memutar demi keamanan di malam hari. Melihat cahaya temaram dari dalam, cukup menyam

, rasa takut lebih besar dari pada rasa penasaran yang dimiliki. Dalam otak ketiganya hanya tentang keamana

k dan tentu saja langsung mengunci pintu utama, "amankan semua jendela, terus kumpul di kamar poj

mengunci kamar. Tentu saja, rasa heran menimpa ketiga wanita itu bahkan menimbulkan kecemasan di antara mereka, "kita bukan mani

ata Afrian sambil m

uduk bersama yang lain sampai membentuk lingkaran, "sinyal lo pada ada?" tanya si ketua

memul

engan Angga

Vina da

belum ada

wanita itu dengan penegasan pada kondisi ponselnya, setelah beberapa w

iar dari luar kita kelihatan sudah tidur, ada yang mau ditunjukkan Angga. Janga

one yang sudah tertancap di lubang seharusnya. Melihat tanda tertunda atau pause, wanita

earphone itu. Tanpa banyak basa-basi juga, ia serahkan pa

rim pesan dengan kegelisahan

t pula Vina mengangkat kepala untuk melihat ekspres

s?' tebak

ting magnet yang spontan meluncurkan ponsel itu kembali ke pemiliknya yaitu Angga. Liona secepat

el dengan akurasi cahaya rendah. Wanita dari jurusan perfilman itu ketakutan, "jan

itu untuk diam dan patuh pada keadaan yang mereka alami. Dan beberap

esry, tidak ada yang bicara dan kembali lagi pad

udang?' Desry mengetik dengan gemetar dan

anang?' balas Angga yang menolak penggiringan opini ole

Liona menj

i pikirannya, 'ini desa enggak waras. Itu gudang bau busuk loh, kenapa bisa dia sebut

satu persatu.' A

a harus pulang te

erwajib saja enggak bisa masuk sini, jadi kita tergolong beruntung. Jangan gegabah.

ta celaka

n membalas kemudian menepuk bahu Desry, meng

lap saja ruma

begini enaknya lihat

lam kegelapan mereka sebenarnya saling menatap dan menguatkan. Hingga tiba-tiba

aja, kan dia yang

ng terima anak kota kema

n menjauh, meski begitu belum ada napas lega yang ter

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka