KKN di Desa Metanoia
uan berambut ikal, perempuan yang sed
in anak kecil masturbasi?" tanya Vina kian menekankan kata demi kata yang diucapkan, "enggak sang
yang terdengar jelas dari suaranya, hal wajar jika
ocah kayak gitu," jawab Vina disambut anggukan setuju oleh dua teman laki-lakinya, dua o
liona melihat tanda keser
" gumam Desry dengan kegelisahan
bahas rumor," oceh Afrian tanpa ada niat tertera untuk menenan
itu dipimpin pembunuh, budayanya melebihi arti patriarki," tutur p
ditulis karena keheranannya tahu ada desa yang enggak mau diteliti, didatangi, dan dibantu," ujar Afrian
dat tiba-tiba bilang bahwa dia yang menelepon mahasiswa, aroma tidak mengenakkan di sekitar gudang terlarang milik kepala
anya Vina memecahkan keheningan, s
asan, atau sekadar memejamkan mata dengan tetap menjaga kesadaran. Desry menyipitkan matanya dan kembali menatap Vina dengan tegas, "kalau
ang langsung mendapat anggukan
dari jurusan perfilman itu sambil terkekeh canggung
ng pria bersuara berat de
awab Afrian tanpa berniat bertukar tatap dengan temannya, justru dir
ngembalikan bahan obrolan, memecahkan hening, sekaligus me
, biar toiletnya kagak kocak begitu," kata Desry tanpa me
aja lo sudah jadi korban pelecehan," imbuh Liona menginga
ah dan lo jongkok di antara tumpukan pasir? Terus maksudnya, selesai buang air dan cebok itu sebagian pasir kita jatuhi
gimana konyolnya kita nanti presentasi program kerja bikin saluran wadah pembuangan?" lanjutnya bertan
i Desry di lembar denah yang dibuatnya manual, "ide dari Desry bagus, urusan pre
tanggapi dengan anggukan dari teman sekelompoknya. Walau begitu, Liona tahu bahwa memang tidak
desa, Erina bilang enggak tahu huruf dan angka, kan?" usul Vina namun diajukan
usul pria yang sedari tadi memangku laptop tanpa dimainkannya, "kita buat sekolah juga gue yakin bakal percuma, kalau m
ke kepala desa, pemangku adat, dan warga," ujar Afrian yang mendapat
. tok
ia
o kunci
ka saja
kayak begini dong, itu pola ketu
uang utama, lorong yang tidak begitu jauh dari pintu kamar terpojok,
um gelap tapi baru dengar ketukan berpola saja sudah hampir keja
ena tanggapan demikian, Vina pun keluar kamar lalu mendekati Afrian, "siapa?" tanya Vina yang masih mend
sedari tadi mengetuk pin
. Melihat kehadiran Erina, para mahasiswa itu pun keluar dari kamar dan duduk memben
rian, tadi sebelum aku dijemput. Ka
dengan kekusaman wajah dan komedo yang membludak di area hidung. Menjadikan ekspresi Erina sangat