Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri
yang berhasil menurunkan dua kilogram berat badan dalam seminggu ini. Ia mer
ah yang akan memulainya. Ia menyemprotkan kembali wewangian yang disukai Dean, suaminya.
mereka, tampak Dean tengah mengangguk dan berbicara
onnya karena kedatangan Linar. Namun, ada raut wajah
dahinya penasaran,
n merengkuh Linar erat. Dean mencium keni
yang baru. Kamu tahu 'kan kami sedang membangun koneksi dan relasi," pa
bola mata Linar yang jernih "Maafin
udah mal
al, sambil nongkrong sambil kenalan relas
bisa 'kan kamu pulang cepat? Aku akan menunggumu," pi
u berdering terus, aku lihat pemanggilnya D
kan mata cepat, "Dera? Ah, iya dia teman lama aku, temannya Roland juga. Mungki
a, cuma kali
dari Roland dia bertemu sama Dera beberapa wa
aku nggak mau terlambat datang dan mel
'kan? Kamu pulang nggak terlalu larut? Aku akan menunggumu.
bokong Linar demi bisa mencumbu da
up oksigen, degup jantungnya berdetak cepat
ku akan menunggu kamu
gut saat membaca pesan yang tertulis permintaan maaf
las pesannya, Linar kecewa, p
apa Dean semakin irit membalas pesan? Seperti bukan dia, tapi rasanya t
n, membuang pikiran negatif yang m
pir taxi dan benar saja ia sudah
tahu ia setidaknya akan ada beberapa orang yang memperhatikan dirinya. Linar berja
ah kakinya dan, "Linar?
, apa kabar?"
u ... terlihat
lebih kurusan karena diet karboh
ana semalam lan
anya Roland
uannya sampai jam berapa, s
snya dekat, keheranan
sampai menginap, biasanya jam segitu
mam Roland
di cafe atau di club' tadi m
sama teman perempuanku dan bukannya Dean semal
berubahnya raut wajah Linar
n aku teman Dean yang bersama dia semalam, mungk
e
ng di sebut suaminya adalah Rol
ut bekerja Sebentar lagi ja
ada dan pikirannya. Linar menggeleng pelan dan menatap depan,
suk menyelamatkan dirinya dari tatapan berta
*
nya dipersilahkan masuk ol
a kasi
ni, tumben biasanya kamu nge WA aku kalau mau datang? Ah, soal semalam, aku
pat jawaban bertanya kem
. deg
n bola mata Dean, menatap dalam
in
uk dan mengg
bukannya aku sudah memberit
ibirnya tahu a
akekmu, kamu tahu? Semalam aku kedinginan menunggu kamu dan paginya aku kebingungan menjawab pertan
ya tak suka akan situas
ma Roland. Dan kami lupa waktu, aku terlalu lelah mengemudi, jadi aku putuskan menginap di k
sakit seolah dipukul oleh tangan tak kasat mata. Siapa yang
n menghembuskan pelan,
"Aneh," gumam
nanyakan keberadaan kamu dan Mas yang balas
n makan siang ke kantormu dan Mas membalasnya 'iya datang aja'
g lupa, maaf ... udahan ya,
nya membuat ia berpikir banyak hal dengan meny
kin yang balas pesan tadi pagi i
banyak pekerjaan, maaf ok!" pinta Dean merengkuh tubuh Linar tak perduli telah berjalan mundur, d
gar degup jantung Dean berdetak kera
p aroma yang menguar dari tubuh Dean yang selalu ia sukai. Tapi arom
sa
a lebih dulu dan mendongak,
dikenalin Mas Roland kemarin, sini ceritain d
ng memiliki banyak pengalaman. kami berbicara banyak sampai lupa waktu dan karena terla
bangkit dan berjalan ke mejanya, Dean menyambungkan telepon di meja kerjanya mem
nunggu. Kamu nggak perlu mendes
ati lalu menuntaskan pa
dong, Mas!"
ergerak kikuk, bahkan lebih banyak membelakanginya seperti tak nyama
apa lagi kalia
rjap matan
ngobrolin prospek kerja, proposal client yang sekiranya bisa kerja sama nantinya," p
mata Dean, terasa begitu kecew
nar membiarkan Dean yang sudah duduk di sampingnya mencoba meraih
pis kasar oleh Linar. Mereka sama-sa
adi," cicit Lina
dan berbalik cepat, tapi belum sampai ke
a, sih?!" senta
ma Mas, maksudku. Mas harus lanjut bekerja lagi 'kan?"
umah kita! Bukannya keluyuran, ok!" pungka